Deteksi Pos Indonesia, Terlepas apapun putusan inkrahnya Pilwako Sungai Penuh 2024 nanti untuk disampaikan KPU siapa yang bakal dilantik dan dipercayai selaku Wako dan Wakilnya, tapi menyaksi realita dari berlangsungnya tahapan demi tahapan maka pantas disebut ini adalah Pemilu terburuk semasa empat kali Pilwako digelar oleh KPUD Kota Sungai Penuh.
Terkesan aturan dan perundangan yang mengatur ketat tentang Pemilu serta ancaman terhadap pelanggarnya ternyata hanyalah regulasi untuk dihafal oleh instrumen terkait pelaksanaan Pemilu, dan juga cuma untuk dibaca oleh masyarakat sebagai pemilih terutamanya oleh Paslon yang ikut bertarung dalam Pilwako Sungai Penuh 2024.
Tak ubahnya mengingatkan kita pada alkisah bagaimana kahutnya read-carut pemilihan Mendapo disetiap negeri ketika dahin dulu kalanya semasa pacaklik menimpa sealam Kincai, tanpa ampunnya satu sama lain berebut menjulur nama besar, bahkan ulu balang dan orang bagak dari setiap dusun, larik dan kalbu masingnya untuk diangkat jadi Mendapo dengan selogan yang hampir sama mengerikan yakni harus jadi, meski terjadi pertikaian dan pertumpahan darah diantara masing yang berseteru.
Lantaran, satu sama lainnya sudah dirasuki oleh makhluk aluih jenis setan terkutuk demi ambisi dan jabatan selaku Kepala Daerah yang sudah dianggap sebagai satu satunya lahan bisnis dan usaha menjanjikan ditanah bersudut empat yang incut Kota Sungai Penuh.
Buktinya, mulai didendangkan tahapan pendaftaran Bacalon oleh KPUD langsung terjadi sengketa menciderai nilai demokrasi dengan dihadangnya konpoi massa AZ’FER oleh sekelompok komunitas yang dikenal hoby banget main kerat kayu ketika melintasi upuk Timurnya Kota Sungai Penuh yakni negeri depati empat, Kumun.
Bahkan, black camping pun tak henti menjadi jadi dengan ragam fitnah dan sumpah serapah yang menghardik diantara masing kubu guna mendiskriditkan Paslon dari pihak lawan, termasuk perang baliho dimana mana sudut dan penjuru yang dianggap baliho lawan langsung dirobek terutama di Kumun.
Kemudian, setelah balah becekak antara kubu 01 dengan 03 terkait lokasi kampanye, dan ketika hari H nya terjadi lagi berbalas pantun antara 01 dengan 02 berawal dari pembakaran kotak suara di RKE Kumun yang dibalas dengan keributan di TPS yang berada di Koto Baru.
Tragisnya lagi, saksi dan pemilih serta keluarganya yang dianggap dari pihak lawan diintimidasi secara habis habisan ketika hari H nya Pilwako terutama di Kumun, bahkan dintimidasi dengan ancaman tak boleh lagi tinggal dalam wilayah bila tak memilih Paslon tertentu.
Tak hingga disitu saja, dan tanpa bermaksud dengan baiyo iyonya ingin mencibir penyelenggara Pemilu terutama Bawas dengan dugaan telah berlaku tidak netral, tapi adalah suatu hal yang sangat relevan bila terlontar tuwik tanya read-tanya besar dari pecinta demokrasi menyebut kemana dan dimana sih keberadaannya penyelenggara Pemilu.
Sementara dari awal hingga digelar tahapan demi tahapan Pilwako sampai hari H penceblosan dimana mana penjuru dan pelosok negeri dalam wilayah Kota Sungai Penuh tak hanya memanas secara tidak tentu pelarah read-ribet, tapi juga tak henti ditengarai oleh kecemasan dan ketakutan karena adanya intimidasi.
Dengan mengutip salah satu prisip dalam ilmu pasti matematika, apabila jalan read-rumus yang diguna tidak benar atau menyelimpang untuk mencari suatu jawaban angka atau nilai dari pertanyaan esay, maka hasilnya pasti tidak akan benar, hendaknya bisa menjadi pandangan sebagai alat introspeksi diri bagi semua terutama KPUD dan Bawaslu dalam menilai hasil Pilwako Sungai Penuh 2024 yang diselenggarakannya agar kita tidak dikata orang ingin semibat katiko terpijak ujung lantai notabenenya ada pilih kasih, Bersambung, penulisnya katakan sajalah orang jauh tapi dekat dihati namanya.@Yd,Yid,Yi dan Riles.