Deteksi Pos Indonesia, Dengan tak sedikitnya pengelola KIP Kartu Indonesia Pintar yang berurusan dengan pihak berwajib se Indonesia karena diduga telah menyalah gunakan anggarannya yang menjadi program nasional rupanya tak mampu menyadarkan pengelola bea siswa KIP di IAIN Kerinci sebagai perguruan tinggi yang nauzubillah baiyo iyonya menyebut diri sebagai tauladan bagi dunia pendidikan di Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
Berdasarkan informasi yang layak dipercayai didapat keterangan oleh awak Media Deteksi Pos Indonesia bahwa tiap tahunnya terjadi pemotongan bea siswa KIP dengan pungutan yang beragam mulai dari 200 sampai 400 ribu per Mahasiswa wi yang berhak menerimanya di IAIN Kerinci.
Hebatnya lagi, sampai saat ini belum juga diketahui dimana hilal bin jahilnya selaku yang harus bertanggung jawab terhadap pemotongan tersebut karena saat ditanya oleh Ketua Angkatan masingnya terkesan pihak pengelola dikampus berusaha mengelak dengan alasan siapa yang memotongnya silahkan ditanya pada pihak Bank dan sebaliknya lagi pihak Bank beralasan tanyakan kepihak kampus.
Padahal, dari 225 orang Mahasiswa Wi yang berhak menerima hampir ratanya berasal dari komunitas lambat tidur dan cepat bangun sealam Kincai karena rutinitasnya disibukkan oleh skedul kuliah dan belajar sambil berusaha demi membantu kehidupan orang tuanya.
Hingga Mahasiswa Wi yang merasa dirugikan jadi mengeluh, bahkan tak sedikit diantaranya berencana menggelar aksi mogok belajar dan mengerahkan massa guna mendapat kejelasan terkait hak yang mesti diterimanya sebesar 6.600.000 rupiah tiap semesternya.
Dibagian lainnya lagi, didapatkan informasi bahwa ada diantara staf pengelola KIP di IAIN Kerinci katakanlah habibulloh namanya telah mengajukan pengunduran diri karena alasan disuruh oleh Pimpinan supaya menanda tangani SPJ fiktif.
Tidak itu saja, tak sedikit pula dosen di IAIN Kerinci mengeluh karena tunjangan mata kuliah diterimanya sebesar 1.300.000,00 jauh dari mestinya yang telah ditetapkan yakni sebesar 2.000.000,00 dengan alasan disampaikan oleh pihak pengelola karena biayanya minim seolah olah di Perguruan Tinggi Negeri bisa digelar tawar menawar tanpa ada kepastian tetap menyangkut anggarannya.
Sementara itu, dari sumber lainnya yang layak dipercayai di IAIN Kerinci didapatkan keterangan bahwa dijuknis Bea Siswa KIP dibolehkan memotong bagi kegunaan UKP dan pengembangan diri mahasiswa wi yang berhak menerimanya.
Hanya saja, dijuknis pengembangan diri tak ditemukan bagaimana mestinya yang diterapkan. Hingga, berpotensi terjadinya kesalah pahaman, bahkan juga bisa disalah tafsirkan hingga bisa membuat kerugian bagi Mahasiswa Wi yang berhak menerima.
Apalagi, kabarnya ada program yang dianggarkan dari pemotongan KIP di IAIN Kerinci sampai saat ini belum ataupun tidak digelar oleh bidang mengelolanya sebagai bentuk salah satu kelemahan dari tidak jelasnya juknis pengembangan diri, hingga berpotensi disalah gunakan.
Guna mendapat kejelasan berimbang, Deteksi Pos Indonesia berusaha menghubungi Halil Warek III selaku orang yang dipercayai dulu selangkah dalam membubuhkan tanda tangan terkait kemahasiswaan di IAIN Kerinci Via HP, tapi untuk kesekian kalinya tak mendapat tanggapan dari yang bersangkutan mungkin beliau lah kepayah mengurus Mahasiswa atau karena sedang disibukkan oleh jadwal musim dan masa panennya penceramah Maulid nabi. Bersambung.@Yd,Yid,Yi dan Riles.