Deteksi Pos Indonesia, Rawang disebut dusun tua pusatnya Alam Kincai bukanlah negeri kaleng kaleng disetiap datangnya ajang politik dan berpolitik sealam Kincai lingkupnya Kerinci dan Kota Sungai Penuh adalah sesuatu kekuatan utuh tak lepas dari dua elemen yang saling bertaut dan tak terpisahkan yakni Anek Awo dengan Taneh Awonya.
Tak heran, banyak kalangan yang mencoba merenggut hati Rawang dengan berbagai cara dan kiat wahnya selalu kandas ditepian, karena kearifan lokal Awo ketika menentukan sikap yang sudah terbangun sejak dahin dulu kalanya termasuk pilihan dilakukan dibilik suara ketika Pemilu.
Bahkan, tak sedikit diantara Putera Rawang selaku peserta Pemilu basikambut dinegerinya sendiri menyebut alah mak piyanyu seninoih dan idoik aguih ndek sampe Pemilu dengan mata pilih tak seberapa yang bisa diraih karena sebelumnya tak kuasa berbuat dan menunjuk peduli yang berarti bagi Anek Awo dan Taneh Awonya.
Tentu, bisa dibayangkan bagaimana babak belurnya nasib peserta Pemilu dari luar Rawang oleh keras dan derasnya sumpah karang murka Awo lantaran tak sadar diri bahwa dirinya belum pernah berbuat apa apa bagi kebaikan dan kemajuan Awo.
Sepintasnya, memang Rawang nampak terbuka penuh kekeraban terhadap siapapun orang, tapi bukan berarti disebut Awo bisa diumbuk dan dibujuk dengan rayuan politik yang sudah menjadi permainan kesehariannya tak ubahnya seperti api didalam sekam diatasnya terlihat menggemburkan sedikit asap, tapi sampai didalamnya tetap membakar.
Khusus menghadapi Pilwako Sungai Penuh 2024, Rawang dengan jumlah mata pilih sebanyak 11.000 kembali menjadi sorotan kalangan politikus, karena di Rawang ada beberapa Paslon diyakini akan mendominasi perolehan suaranya.
Kali ini, sorotannya datang dari akun YF Marlis yang juga putera asli Rawang terkait kampanye pasangan calon walikota dan wakil walikota Alfin-Azhar yang sempat menggunakan sarana ibadah Masjid Raya Rawang yang terkenal di Kota Sungai Penuh.
Dengan geram dikatakannya, kemarahan masyakarat memuncak, risihnya mendidih dan marahnya berkecamuk, karena adanya calon walikota yang berkampanye menggunakan Masjid Raya Rawang, sebagai pasilitas untuk berkampanye.
Masih dalam unggahannya, dia menyayangkan sikap kandidat dan Tim, serta tokoh Hamparan Rawang yang mengizin dan mengarahkan Paslon walikota Alfin, menggunakan fasilitas Masjid yang menjadi kebanggaan tanah Hamparan.
Terkait kegiatan Paslon di Hamparan, dia berharap kepada Tim dan Penanggungjawab Paslon nomor satu, untuk tetap berkoordinasi dengan masyarakat. Malah dalam unggahannya, atasnama masyarakat dirinya mengutuk oknum yang terlibat memberikan izin Paslon untuk berkampanye di Masjid Raya Rawang, baik oknum adat, tokoh mayarakat, maupun ulama.
Dia juga menyebutkan, di Tanah Hamparan ada 3 Putra terbaik Hamparan yang maju di Pilwako, namun tidak ada yang menggunakan Fasilitas Masjid Raya Rawang untuk kegiatan kampanye politik. Selain itu, dalam postingan dirinya juga menegaskan agar Tim atau Kandidat calon Alfin meminta maaf kepada masyarakat Rawang.
Sementara itu, Mapuciuk yang juga putera Rawang ketika dikonfirmasi oleh awak Media ini mengatakan bahwa kerisihan disampaikan oleh akun Yf Marlis ada benarnya, karena tempat ibadah tak dibolehkan menjadi sarana dan fasilitas kampanye. Hingga, wajar dirinya murka. “Putera Hamparan saja tidak mengguna Masjid Raya Rawang sebagai fasilitas kampanyenya, kan wajar bila Yf Marlis murka”, singkatnya.
Ketika ditanya lagi oleh awak Media ini siapa saja sih kira kira 3 putera Hamparan yang dimaksud oleh Yf Marlis diakunnya, kata Mapuciuk jelas yang dimaksudnya adalah Asma, Pusri dan Ahmadi.
“Asma dengan Pusri adalah asli putera Rawang, dan Ahmadi adalah putera Hamparan yang disebut kemendapoan Rawang dahin yang telah berbuat dan menunjuk pedulinya terhadap Awo read-Rawang’, terang Mapuciuk.
Mau diakui atau tidak, tambahnya beberapa kekuatan besar itu telah terbentuk di Rawang, karena alasan putera asli daerah Rawang dan karena adanya kepedulian terhadap Awo yang disebut Anek Awo dan Taneh Awo.
“Ini bukan berarti menyepelekan Paslon lainnya, tapi namanya Rawang tak hanya tersohor dengan kepiawaian berpolitik yang sangat cerdas dan pintar, tapi mereka juga dikenal sebagai komunitas beradab yang tau balas budi dan rasa terima kasih atas kebaikan serta kepedulian orang. Hingga, tipis kemungkinan siapa tak memiliki syarat tersebut untuk bisa merenggut hati masyarakat Rawang seperti upaya kubu Alfin, misalnya, telah mencoba mengguna fasilitas Masjid, malah jadi gunjingan bagi masyarakat Rawang”, pungkasnya.@Yd,Yid,Yi dan Riles.