Deteksi Pos Indonesia, Pola berpolitik radikal ditunjukkan oleh sekelompok masyarakat primitif Kumun yang masih doyan mengembang jurus terabas dua belas dengan hobynya bermain kerat kayu kian harinya semakin berdampak terhadap begitu sulit dan rumitnya perjuangan kubu Alfin untuk bisa mendekati, memasuki, apalagi mau merenggut suara massa dari luar daerah Kumun.
Pasalnya, Kota Sungai Penuh yang disebut bagian dari Kincai atau terendnya disebut ineh Kincai Bung, adalah negeri tiap wilayahnya memiliki marwah dan wibawa masing masing yang harus dijaga dan dipertahan selalu oleh masing ulu balangnya read-penggawa yang dikenal berkumis tebal, berbulu dada dan bermata merah dengan pijaran batu akik jenis cap mau dikepalan lima jarinya yang telah diamandemen dulu selangkah sebagai pengawalnya negeri.
Demikian dikatakan oleh salah seorang pak tua setengah baya pemerhati sosial dan politik Kota Sungai Penuh yang enggan disebutkan jati dirinya dengan alasan demi menjaga stabilitas politik daerah jelang Pilwako Sungai Penuh 2024.
Lebih lanjut, dikatakannya bagaimana bagana dan bagini kubu Alfin ingin memoleskan rencananya untuk merenggut hati masyarakat diluar Kumun tetap saja akan mengalami benturan dan hambatan berarti.
“Apakah benturan langsung atau secara tidak langsung, karena kubu Alfinlah read-Kumun yang lebih dulu mencipta gep atau ketidak terbukaan dengan kubu lainnya”, ungkap pak tua setengah baya itu.
Problem yang diciptakan oleh sekelompok masyakat primitif Kumun ini, katanya mungkin akan menjadi catatan sejarah Pilwako terburuk Kota Sungai Penuh, karena kebebasan dalam Pemilu telah dicekal di Kumun. “Sekaligus jadi pelajaran kedepannya bagi setiap partai agar lebih berhati hati bila ingin mengusung Paslon dari Kumun, karena pengalaman Pilwako 2024 telah membuktikan betapa bobroknya demokrasi digelar”, ketusnya.
Ditegaskannya, khusus terhadap Alfin yang digadang gadangkan sebagai pengusaha batu bata berkelas dengan sukses wah telah diraih diluar daerah, hendaknya bisa lebih mengarahkan massa dan pendukungnya untuk senantiasa menjunjung tinggi aturan, UU dan etikanya Pemilu, meski kenyataan Alazhar kalah nantinya tapi tetap dengan kekalahan terhormat bila semua ketentuan Pemilu telah ditegakkannya.
“Janganlah karena mentang mentang paslonnya seorang sarjana hukum ataupun mungkin ada orang kuat hukum dibelakangnya membuat kubu Paslon 1 bisa bersilantas angan dengan bersekendak hati dan perutnya saja ingin mengangkangi setiap regulasi dan sistim yang mengatur tentang Pemilu”, tutupnya.
Hal senada juga disampaikan oleh buya Adrisman salah seorang politikus muda Kota Sungai Penuh, ditambahkannya disebut bebas atau Merdeka adalah negara hadir dengan segala aturan, UU dan sistim yang mengaturnya. Bukanlah seperti hidup masa jahiliah yang menempatkan hukum rimba sebagai juntrungannya. “Tak ketinggalan demokrasi dalam berpolitik juga menganut kuat landasan yang disebut regulasi adalah relnya politik, dan berpolitik juga gunakanlah perasaan read-nurani”, tegasnya.
Artinya, katanya lagi kerja politik dengan segala aktifitasnya harus selalu menjunjung tinggi regulasi, etika dan sistim yang mengaturnya. ” Dengan kata lain hidup ini mestinya lamak diawak katuju diurang tak ubahnya prisip dari putusan hakim yang menjadi wakil tuhan dimuka bumi ini yang harus selalu mengedepankan pertimbangan nurani. Hingga didalam Pemilu dikenal adanya istilah suara rakyat adalah suara tuhan”, jelasnya.
Ditambahkannya lagi, beberapa kejadian heroik yang ditunjukkan oleh paslon tertentu menghadapi Pilwako 2024 adalah sesuatu yang sangat kita sesali. “Tak bermaksud ingin amit amit mempertanya kerja instrumen negara terkait pelaksanaan Pemilu, tapi setidaknya diharapkan kepada KPU, Bangwaslu termasuk Polri yang didukung oleh TNI agar benar benar serius dan konsekwen dalam menggelar tahapan Pilwako Sungai Penuh secara lancar dan sukses dengan hasil yang berkualitas, tanpa ada pilih kasih terhadap kubu tertentu”, pungkas buya Adrisman sambil memilin ujung kumis tipisnya terlihat mulai tumbuh jarang jarang.@Yd,Yid,Yi dan Riles.