Deteksi Pos Indonesia, Dengan didendangkan tabuh Pemilu oleh KPU pertanda pendaftaran Balon Wako Sungai Penuh dibuka, tak sebatas membuka peluang bagi ketua dan pengurus partai untuk bisa leluasa memainkan jurus kijok mato yang selalu berujung ada apanya dong diantara masingnya dan dengan partai lain, tapi juga isyarat tanaman tuo lima tahun sekali panen sudah mulai berbunga ditengah kehidupan dan aktifitas masyarakat pecandu politik.
Tidak tanggung tanggung, dimana mana sudut dan penjuru negeri Kota Sungai Penuh mulai terdengar hiruk pikuk menyebut segala bentuk penahu read-milik berpangkat, beruwang dan terhormat yang ada ditiap larik dan dusun masingnya seolah olah tak sempat menunggu hari esok Kota Sungai Penuh bisa langsung berubah dan maju bila jagoan dari suku atau kalbunya didukung serta dipercayai menjadi Wako Sungai Penuh. Subhanalloh!.
Tidak itu saja, para pemain politik ditengah larik dan dusun juga terlihat bukan main nauzubillah rajinnya dengan rutinitas tiap waktu membuka laci mejanya guna mengecek berkas daftar pemilih yang berisikan kolom nama, NIB KTP dan TPS nya menjadi tradisi tiap datangnya musim Pemilu boleh dipandang benar benar serius dan dianggap memiliki basis massa tak ubah seperti sibuknya peserta tes CPNS ketika menyiapkan bahan sebagai persyaratan yang harus dipenuhi.
Saking menggiurnya agenda Pemilu, para induk bereh yang disebut sebut emak mak zaman now dikenal galak dirumah masingnya sudah bisa tersenyum simpul dengan canda guraunya ketika duduk berapat bersama anak anak, dan sesekalinya terlontar kata kata penuh manja pada sang suami selaku tim sukses dengan tanya aduhainya apa menu dan kemana kita shoping hari ini beb.
Tak ketinggalan, para penjudi politik kelas kakap maupun kelas nyamuk yang sudah dianggap menjadi bagian dari instrumen politik silih berganti turun gunung memikul kebat karung yang berisi angko angko maupun akte tanah dan barang berharga untuk dipertaruhkan bagi kemenangan hasil Pemilu yang dijagokannya, bahkan secara tersembunyi ada lagi yang nekad terima gadai dengan agunannya tanah bersudut empat yang incut.
Menariknya lagi, simponi pemersatu sahile dengan samude dibusamo kian nyaring terdengar dilantunkan secara vokal ditengah masyarakat dengan liriknya jauh lebih merdu dan menyentuh rasa kebersamaan ketimbang irama yang ada dalam kaset aslinya yang sudah kusut karena jarang dibunyikan, dan bisa dihitung dengan anak jari tangan siapa saja masyarakat sealam Kincai yang masih memiliki kasetnya.
Tak salah kiranya, jauh hari ketika dahin masa dulu kalanya Imam Beraja dari Tanah Besar Hamparan Rawang dalam pituahnya yang bertuliskan ditanduk sempat mengingatkan sealam Kincai dengan wejangan menyebut bahwa jauh lebih besar pengaruh tipu daya makhluk aluih jenis setan terkutuk ketika merasuki setiap diri yang ambisius menghadapi Pemilu dibandingkan bagaimana dahsatnya menyeringai dinafsu sahwa ketika sudah memuncak sampai ubun ubun, merupakan bentuk nyata dari apa yang disebut halal, haram dan hantam adalah suatu hal lumrah dalam politik.
Apakah kenyataan demi kenyataan tersebut ingin dibiarkan secara terus menerusnya oleh sealam Kincai khususnya masyarakat pemilih Kota Sungai Penuh disetiap datangnya musim Pemilu ajangnya Pilwako?. Jawabannya, tentu tidak karena Pemilu seperti Pilwako yang digelar sekali dalam lima tahun adalah ajang bagi masyarakat pemilih dalam menunjukkan kejelian dari kesanggupan potensi dimiliki guna mendukung dan memilih Cawako yang diyakini mampu membawa perubahan dan peningkatan dengan segala kemajuan bagi Kota Sungai Penuh.
Mengingat, ada sebuah teori kebersamaan sukses yang berkualitas ala anak dusun menyebut bahwa kuat dan tegapnya sebuah sapu lidi sangat tergantung pada dua hal yakni kualitas dari sipembuatnya dan kualitas dari lidinya, dengan maksud kualitas dari peserta pemilu sangat tergantung pada kualitas dari partai yang mengusung, dan kualitas hasil pemilu sangat tergantung pada kualitas masyarakat pemilihnya.
Sementara KPU yang dianggap segalanya ketika Pemilu hanyalah menyelenggara kerja dengan juntrungan yang sudah tertulis dan dimuat dalam aturan, UU dan mekanisme yang mengaturnya termasuk juga pangwaslu bertugas mengawasi bila terjadi pelanggaran Pemilu yang telah diatur oleh UU.
Diharapkan sekelumit tulisan pembuka sekaligus pemanasan jelang Pilwako Sungai Penuh ini bisa berarti besar bagi kualitas Pilwako dan hasil yang bisa diraih nanti, bersambung. Penulisnya, katakan sajalah orang jauh tapi dekat dihati namanya karena besar tidak mau disebut gelarnya dan kecil tak mau disebut namanya. @Yd,Yid,Yi dan Riles.