Deteksi Pos Indonesia, Menyikapi kekuatan masa pemilih dipusat pasar Kota Sungai Penuh yang menjadi basis terbesar jelang Pilwako Sungai Penuh merupakan sesuatu yang berlebihan bila ada yang mencoba basikambut tidak tentu pelarah dengan kebanggaan menyebut Tiga Dusun bersatu karena bila sudah menyebut dusun tentu tak lepas dari prisip bagaimana setiap diri yang ada ditengah larik dan dusun tetap akan bersikeras hati ingin mempertahan dan memperjuang sanak family, suku notabene anak jantan dan anak betina dari kalbu dan dusun masingnya. Apalagi tiap dusun dan kalbunya memiliki jago tersendiri selaku peserta Pilwako.
Begitu pula, ketika bicara 3 Kecamatan yang ada dalam wilayah pusat pasar Kota Sungai Penuh yakni Kecamatan Sungai Penuh, Kecamatan Pondok Tinggi dan Kecamatan Sungai Bungkal merupakan kekuatan yang memiliki persentase yakni 25% pribumi Sungai Penuh, 25% pribumi Pondok Tinggi, 20 % pribumi Sungai Bungkal dan 30 % terdiri dari keturunan pendatang yakni keturunan, Minang, Jawa, Batak, Sunda, Palembang, Tionghoa dan lainnya termasuk masyarakat Kerinci yang berdomisili dan menetap di Kota Sungai Penuh
Berdasarkan tembo yang sudah menjadi pegang dengan pakai dari masingnya serta bagaimana peta kekuatan yang dimiliki, seperti didusun dan Kecamatan Sungai Penuh serta Sungai Bungkal didominasi oleh adanya kekuatan Fery Satria, didusun dan Kecamatan Pondok Tinggi terpecah karena ada Alvia Santoni, Master Kenek dan Mulyadi Yakub, maka dipastikan Fery Satria berada pada posisi menguntungkan.
Sementara, 30 % kekuatan masyarakat pendatang seperti Minang akan diperebutkan oleh Mulyadi Yakub,Master Kenek semendonyo urang piaman, Alvia Santoni semendonyo bareh Solok termasuk Fikar Azami semendonya urang Pasisie dan Ahmadi Zubir dari persekutuan PKDP, sedangkan untuk keturunan Jawa, Batak, Palembang dan lainnya termasuk dari Kerinci terpecah bagi masing peserta, tapi lebih menguntungkan dan didominasi oleh kekuatan Ahmadi Zubir.
Jadi, maaf cakap, kata orang Melayu daun kopi alias daun serbuk kawo read-kopi, meski kubu Fery Satria yang secara nyata telah diuntungkan dan mendominasi ingin mencuap isu semua 3 dusun harus mendukungnya adalah sesuatu hal tak mungkin terjadi. Apalagi bila Alpia Santo, Master Kenek dan Mulyadi Yakub ingin mencuapkan isu semua 3 dusun mendukungnya adalah suatu hal tak mungkin sama sekali.
Pasalnya, disebut 3 dusun adalah nama atau istilah dalam adat, sementara adat mengenal petitih yang telah jelas mengatur bahwa setiap sawah ada pematang dengan jenjangnya dan ada pula ulu balang dengan harimau penunggu batas masingnya. -mengingat, adat dimasa sekarang sangatlah ketat pasal terhadap penyimpangannya tak sebatas berlakunya sumpah karang setio, tapi lebih kerasnya disebut sumpah karang murka sapo dengan nginggun ditanjak dengan galeh dan sapo dingan nguyuh dibagih makan miyannyo, keatas tidak bepucuk dan kebawah tidak berakar bagaimanapun basitunggit berusaha hidup tetap hanya ujung kuku yang kuning didapat.
Bakato petitih alias gurindam dua belas orang dahin masa kini membaca diatas kitab dan bersuluh dengan matahari, berdasarkan peta dan kondisi real yang disebut itu hendaknya jadi pelajaran yang bisa diambil hikmah bagi semua Kota Sungai Penuh agar tak sembarangan read-berpikir ingin mencuap isu 3 Dusun bersatu karena disebut hidup ini setiap sawah ada pematang dengan jenjangnya dan ada pula alur dengan patutnya serta ukur dengan agak. Amin semoga, penulisnya katakan sajalah orang jauh tapi dekat dihati namanya, besar tidak mau disebut gelarnya dan kecil tak mau disebut namanya dengan alasan demi menjaga stabilitas daerah yang sedang amit amitnya bicara Politik jelang Pilwako Sungai Penuh 2024.@Yd,Yid,Yi dan Riles.