Deteksi Pos Indonesia, Diketika zaman dahin dulu kala bisa sampai berduyunnya pendatang memasuki Kincai khususnya Kota Sungai Penuh sekarangnya lantaran menyaksi dan ikut dengan petualang sekaligus menjadi pedagang rempah dari Eropa, Timur Tengah termasuk Asia.
Dengan kata lain jauh sebelum adanya koloni Belanda yang menjajah Indonesia 3,5 Abad dan Jepung 3,5 ternyata Alam Kincai sudah dikenali oleh negara luar dan masyarakat dari daerah luar Kincai terutama dari setiap kawasan darat pulau Sumatera yang dilewati oleh petualang sekaligus pedagang rempah dunia.
Kenapa sampai disebut demikian? Karena awal dikenal adanya negeri Kerinci oleh negara dan daerah luar lantaran gerahnya petualang yang melintasi Samudera ingin tahu dan berkunjung kedaerah yang hanya nampak dari tengah Samudera yakni ketinggiannya gunung Kerinci dikenal sebagai gunung tertinggi di Sumatera.
Kedatangan berturut dari penjual rempah dunia telah membuka jalan dan ketertarikan bagi masyarakat daerah lain untuk bisa dapat read-bisnis rempah hasil produksi Kincai tak sebatas sebagiannya ada yang berhasrat ingin menetap dan bertunak tapak di negeri Kincai.
Tapi, konon kabarnya terbentuknya pondasi adat yang disebut Adat bersendi sara’ dan sara’ bersendi kitabulloh di Sumbar dan Jambi tak terlepas dari ada dan beradanya Alam Kincai. Buktinya, bisa ditemukan adanya kesamaan adat antara Sumbar dengan Jambi bisa dilihat dari pegang dengan pakainya adat Alam Kincai.
Bahkan, hanya Kincai memiliki sepasang pedang naga puspa yang dibawa oleh kesatria dari China dalam cerita China klasik yang dilakoni Meici dikenal termasuk negeri asal mulanya adat berkembang yang sering digunakan oleh para ulu balang pesilat langkah tigo Kincai disebut tombak dengan pedang.
Bagian lainnya juga masyarakat Kincai diajar oleh kesatria dari China ketika masa dahin dulu kalanya bela diri yang disebut Kuntao, hingga sekarangnya sepasang pedang naga puspa dan Kuntao masih menjadi andalannya pendekar dari Kerinci, meski dimana keberadaan sepasang pedang naga puspa aslinya masih dalam kajian ahli sejarah dan purba kala, sebagaimana cerita yang dilakoni Meici tak pernah jelas diketahui dimana keberadaan pedang naga puspa aslinya.
Singkat kata, dengan adanya juntrungan adat alam Kincai menyebut Tigo dimudik empat tanah Rawang dan Tigo diilir empat tanah Rawang dan semakin berkembangnya masa, tentu segala perihal terjadi di dusun Baru ketika masa dahin dulu kalanya pasti diutarakan kemasyarakat read-adat Rawang karena dua negeri ini disebut ibarat nyawa dengan badan terbukti sampai sekarang ini tak ada batas wilayahnya antara Koto Plnang Dusun Baru dengan Air Bungkal Rawang.
Lebih lebih ketika Pemuda Dusun Baru dikutik read-ditinju oleh pemuda Pondok ataupun Sungai Penuh ketika ada keramaian seperti pertandingan sepak bola pasti tempat mengadunya ke Rawang karena masa dulunya jumlah masyarakat dusun Baru jauh lebih sedikit dari masyarakat Pondok Tinggi dan Sungai Penuh. Hingga adanya seluku dengan sepakat secara adat antara Dusun Baru dengan Rawang untuk memberi ajun bagi masyarakat pendatang dikawasan adat Dusun Baru, maka dikenal adanya kampung masyarakat Minang di Koto Tinggi dan Sumur Anyir, kuburan China dibukit Senteong, masyarakat Jawa di desa Sungai Ning, masyarakat Batak di Sungai Akar, bakato pituah orang adat banyak kanti read-kawan bertambah padik read-family.
Tidak itu saja, masyarakat keturunan Tong Hoa juga diberi kuasa oleh adat Rawang untuk menetap dan beranak pinak dikawasan bukit sarang tupai Desa Sungai Deras wilayah adatnya Hamparan Rawang termasuk bagi warga dari Minang yang ingin menetap di Rawang ketika masa dahin dulu kalanya.
Berkaca dari sejarah dan realita yang menjadi bukti sejarahnya. Maka, tak heran bila siapapun masyarakat pendatang yang berada di Kota Sungai Penuh merasa lebih dekat dan nyaman bila sudah menyebut Dusun Baru dan Rawang karena kekerabannya sudah terjalin sejak dahin dulu kala. Bersambung, penulisnya katakanlah orang jauh tapi dekat dihati namanya.@Yd,Yid,Yi dan Riles.