Deteksi Pos Indonesia, Bakato pituah alias gurindam dua belas orang dahin masa kini dari negeri Melayu kopi yang dikenal dengan nikmatnya suguhan serbuk kawo bahwa bila petinggi larik dengan dusun sudah duduk berapat sopasti yang bengkok diluruskan dan yang cekung diratakan demi alasan keharmonisan ditengah negeri.
Hingga membuat kecemasan diantara mahasiswa wi IAIN Kerinci terhadap permainan mata diantara petinggi IAIN terkait potongan bea siswa KIP yang sudah menjadi momok dimana mana penjuru dan sudut negeri bersudut empat yang incut sealam Kerinci terutama dalam lingkupnya kampus IAIN Kerinci.
Apalagi, hampir rata diantara petinggi yang memiliki kebijakan penting di IAIN Kerinci mau habis masa jabatannya, tentu segala sikap dan putusan administrasi dilakukan adalah sesuatu yang bisa menyelamatkannya dari persoalan seperti masalah pemotongan bea siswa KIP yang belum jelas alasannya menurut regulasi mengatur.
Maka dari itu sebagian Mahasiswa Wi IAIN Kerinci dari komunitas lambat tidur cepat bangkit berharap sekaligus meminta kepada pihak berwajib agar segera mengusut dugaan potongan dan penyalahgunaan bea siswa KIP yang mesti diterima oleh 225 orang Mahasiswa Wi IAIN Kerinci.
Demikian disampaikan oleh katakanlah Aisah anak pak lurah namanya salah seorang Mahasiswi IAIN Kerinci yang terdaftar sebagai penerima KIP dengan raut wajah geram bercampur kecewa karena pemotongan yang dialaminya tanpa ada penjelasan yang jelas dari pihak kampus.
Lebih lanjut, dikatakannya melihat sikap yang ditunjukkan oleh masing petinggi IAIN selama ini ada kemungkinan diantaranya sudah seluku sepakat memendamkan masalah pemotongan bea siswa dan keluh kesah para dosen terkait tunjangan yang mesti diterimanya.
“Bila tak segera diusut oleh pihak berwajib bisa jadi nantinya para petinggi pengganti akan berdalih bahwa pemotongan tersebut bukanlah kerjanya tapi kebijakan yang lama”, tegas Aisah anak pak lurah sambil merapikan jilbabnya yang sedikit terjurai.
Ditegaskannya lagi, terhadap semua dosen di IAIN Kerinci hendaknya juga bersuara terkait keluh kesah menjadi haknya yang belum diterima sampai saat ini, karena disebut mencintai IAIN Kerinci bukan berarti mesti diam terhadap segala tetek bengek yang dilakukan oleh pihak pengelola.
“Sudah masanya Mahasiswa Wi beserta Dosen turun gunung menyuarakan segala hal dan perihal yang bisa merusak nama baik dan mengganggu kelancaran kuliah di kampus demi kemajuannya IAIN Kerinci”, ketus Aisah gadis ayu anak pak lurah itu.
Ditambahkannya, sebagai satunya perguruan tinggi negeri di Kerinci dan Kota Sungai Penuh mestinya IAIN Kerinci mampu dikelola oleh orang yang benar benar berkualitas, jujur dan bersih, serta bertanggung jawab bagi segala kemajuan yang bisa diraih.
”Dengan menyingkirkan dan memasukkan pembuat masalah yang menyalahgunakan jabatannya di IAIN Kerinci kedalam kandang situmbin diyakini kampus akan bersih dan kemajuan dengan segala kenyamanan kuliah bisa segera diraih”, pungkasnya, bersambung.@Yd,Yid,Yi dan Riles.