Deteksi Pos Indonesia, Meski Kincai disebut Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci dikenal memiliki hubungan kekeraban dan tali persaudaraan yang kuat diantara satu sama lainnya yang dipertaut oleh marsnya Sahile Dengan Samude Dibusamo, tapi kebanyakan kaset lagunya yang ada dirumah masing sudah banyak yang kusut, bahkan ada kaset yang sudah berkeping keping dibiar berserakan karena jarang dibunyi dan tak pernah dihidup.
Hingga, tak heran hampir rata semua Bacaleg di Kincai mulai disibukkan lagi oleh skedul tanpa malu malu mendatangi rumah kerabat, saudara dan warga tanpa peduli siang dengan malam dan penjuru maupun pelosok negeri semua didatanginya guna sengaja ingin belajar lagu Sahile Dengan Samude Dibusamo dengan harapan nasib bisa mulus menghadapi Pemilu Legislatif 2024 yang digelar serempak secara nasional.
Seolah olah rakyat dan masyarakat selaku pemilih di Kincai selama ini hanya dianggap sebagai pelengkap data daftar nama kependudukan yang ada dilaci meja kantor biro pusat statistik yang dibuka bila dibutuhkan saja merupakan sebuah kenyataan miris yang tak bisa dipungkiri bahwa betapa terimajinirnya nilai dari sebuah kekeraban dan persaudaraan ditengah kehidupan sosial bermasyarakat negeri sealam Kincai.
Saking derasnya deru debu perpecahan terjadi ditengah kehidupan sosial bermasyarakatnya sampai sampai ada Bacaleg yang terpaksa melantunkan lagu bonusnya milik Guloi Sanawau dengan lirik idoik niau baleuk kumeh datoi namun datoi tetaplah datoi guna bisa meluluhkan hati sanak saudara masingnya yang sudah lama terbiarkan selama ini.
Tak heran pula, terdengar auman begitu geramnya para tokoh dan pembesar sealam Kincai yang ada didaerah dan negeri rantau ketika mengumandangkan semangat Kincai Bersatu karena menyaksi perpecahan terjadi di Kincai seolah olah tak bisa menunggu hari esok semua akan berubah dan maju dengan mempertautkan kembali tali persatuan serta persaudaraan masyarakat negeri sealam Kincai ini.
Dengan adanya gebrakan besar tersebut, tentu mesti dihargai dan didukung oleh semua yang menyebut diri peduli Kincai yang penuh kekeraban, persaudaraan dan keharmonisan demi segala kemajuan yang diharap bersama.
Bakato pituah atau gurindam dua belas orang dahin read-dulu masa kini dari negeri Melayu daun kopi alias serbuk kawo, ngendap ngendap nian dan nampak nampak nian jangan seperti sembunyinya ular kepala disembunyikan ekornya yang nampak dan ekor disembunyikan kepalanya yang menjulur.
Artinya, ayo sama terus terang dan jujur menyatakan bagaimana mesti dan baiknya semua Kincai dengan melihat kenyataan perpecahan terjadi telah merugikan kemajuan yang harus bisa diraih selama ini, apalagi sebentar lagi Pemilu mau tiba, misalnya.
Tentu, dalam makna persatuan utuh yang diharapkan nilainya bisa lebih mempertautkan semua Kincai untuk masa kedepannya lagi agar siapapun kita tak disebut oleh orang dahin masa kini dengan cibiran habis panas abunya dibuang, tapi sebuah persatuan yang dibentuk benar benar gezahnya untuk kemajuan alam Kincai secara berkesinambungannya.
Pasalnya, ada prisip hidup bernegara menyebut bahwa siapapun akan bisa menerima haknya apabila kewajiban telah terpenuhi lebih dulu, tanpa ketinggalan terhadap siapapun orang yang berbuat bagi kebaikan dan kemajuan masyarakat negeri sealam Kincai maka sopasti kita akan menerima hak dalam bentuk imbalan peduli dari rakyat dan masyarakatnya.
Mumpung, diantara masing dari semua Kincai masih langgeng untuk saling menyapa dan bertegur sapa serta bicara ini dan itu, meski hanya sebatas karena ada berada diantara masingnya, tapi alangkah baiknya disetiap moment petemuannya bisa ditingkatkan bagaimana secara bersama bisa memikir dan berbuat bagi Kincai secara utuh dan menyeluruhnya mulai dari Penetai Pematang Lingkung sampai Telun Berasap Tanah Sikudung, dan mulai dari Air Panas Sungai Deras pemandian Ulu balang Sungut Melintang sampai Air Terjun arah ke Tapan pemandian Siak Lengih, serta mulai RKE pemandian Imau Kinci keluar malam sampai Danau Kaco pemandian Imau Kinci keluar siang. Amin semoga. Penulis, katakanlah orang jauh tapi dekat dihati namanya.@Yd,Yid,Yi dan Riles.