Deteksi Pos Indonesia, Dengan diubernya setiap lubuk terkait jaringan penegakan dan penguatan keberadaan teroris oleh Densus 88 Mabes Polri telah membuat pengonsumsi terbesar hasil read-manfaat tetap yang diraih dari setiap aksi kekerasan digelar kelompok radikal memulai fikiran barunya dengan kiat seperti menebar propaganda ditengah masyarakat guna bisa mengganggu stabilitas negara serta keseriusan dan kelancarannya Pemerintah menyikat habis semua jaringan terkait teroris.
Diantara propaganda yang diluncurkannya adalah permainan double stik dengan jurus pisau bermata dua, hingga dampaknya tak sebatas menumbuhkan kebencian yang berlebihan terhadap Pemerintah, tapi juga kebencian yang dikemasnya berpotensi menimbulkan perpecahan secara besar besaran antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya yang ada ditengah kehidupan sosialnya bermasyarakat, beragama dan suku.
Untuk itu, Azmi Hidzaki Kordinator Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia yang bermarkas di Ciputat Jakarta Utara kepada Deteksi Pos Indonesia Via HP mengatakan kepada jaringan media online agar ikut mengingatkan masyarakat supaya berhati-hati dan juga mewaspadai propaganda yang di sebarkan melalui media sosial oleh kelompok radikalisme, hendaknya berita berita hoax yang bertebaran di media sosial dapat di kurangi karena kelompok teroris ini sedang mencari simpati publik agar dapat melakukan serangkaian aksinya. “Kelompok tersebut sangat jeli memanfaatkan setiap situasi dan kesempatan terutama ketika menempatkan dirinya bak pahlawan tanpa dosa”, singkat Azmi Hidzaki.
Selain itu, kata kordinator LAKSI diminta juga kepada masyarakat supaya berhenti memposting serta melakukan share berita yang mengajak melakukan perlawanan terhadap pemerintahan yang sah. “Dengan berbagai akal, setiap situasi berkembang dimedsos bisa disulapnya menjadi sebuah kebencian, bahkan perpecahan dan pertikaian”, ketusnya.
Banyaknya pesan provokasi di medsos, katanya antara lain berisi ajakan jihad melakukan melawan Pemerintah dan aparat negara merupakan salah satu bentuk penyebaran ideologi radikal yang di tanamkan oleh kelompok terorisme, hendaknya, masyarakat jangan sampai terjebak dengan narasi yang coba di bangun dan di sebarkan oleh kelompok radikal ini. “Sebaiknya selalu mewaspadai tiap adanya ajakan untuk melakukan aksi kekerasan yang mengatas namakan agama yang kerap kali beredar di media sosial”,ketusnya lagi.
Provokasi yang beredar dan di disebarkan oleh kelompok radikal, katanya sudah pada tingkat yang mengkhawatirkan agar semua generasi muda bisa mewaspadainya dengan tidak turut serta memposting dan ikut menyebarkan konten, narasi dan porpaganda yang di bangun oleh kelompok radikal, dan kelompok terorisme,
“LAKSI mendukung apa yang tengah di lakukan oleh BNPT dan Team Densus 88 dan aparat kepolisian dalam rangka meningkatkan kewaspadaan terhadap konten dan narasi yang ada di medsos yang memiliki tujuan untuk menyebarkan paham dan ideologi yang berbeda dengan ideologi negara, serta ajakan untuk melakukan tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan”, papar Azmi Hidzaki.
Diharapkanya juga kepada semua Indonesia terutama generasi muda agar pro aktif mendukung peran dan langkah yang dilakukan oleh densus 88 selama ini dalam melakukan operasi pencegahan dan penindakan terorisme di Tanah Air. “Hingga peranan aparat kepolisian serta perangkat lainnya seperti BNPT dan Densus 88 dapat secara maksimal untuk menangkal dan melawan kelompok radikal yang kerap kali melakukan aksi kejahatan terhadap kemanusiaan di Republik ini”, tegasnya lagi.@Yd,Yid,Yi dan Riles we are the big family halak kita, Girsang Simalungun,Sipis pis.