Deteksi Pos Indonesia, Ketika menyaksikan memerahnya kata bertuliskan Stadion Pondok Tinggi sudah pasti yang terbayang dibenak siapapun kita adalah bagaimana dengan semangatnya Alvia Santoni serta seluruh birokrat dari Pondok Tinggi beserta Asfar Nasir dan kawan kawan termasuk Maidianda bersama seluruh ulu balang dari Pondok lainnya tak henti mengacungkan kepalan tinju diatas tribun stadion sembari mengumandangkan suport setia bagi sukses nama besarnya pemuda Pondok Tinggi ketika memainkan sikulit bundar dilapangan milik sendiri
Tapi, apa hendak dikata harapan besar dari Pemuda Setia Pondok Tinggi itu pantas disebut hanyalah isapan jempol belaka karena pembangunan stadion yang direncanakan bisa menjadi satunya alternatif tempat latihan sepak bola bagi pemuda Pondok Tinggi ternyata pembangunannya yang baru selesai dikerjakan belum bisa memberi manfaat sedikitpun bagi warga sekitar stadion, apalagi bagi pemuda Pondok Tinggi secara utuh dengan menyeluruhnya.
Berdasarkan hasil infestigasi yang digelar langsung oleh krew tekhnis Deteksi Pos Indonesia dilokasi Stadion Pondok Tinggi ditemukan ragam kejanggalan dan rancunya pengerjaan yang digelar oleh katakanlah mau mau aso atai nama direktur perusahaan pelaksananya karena stadion yang baru dibangun hanya megah pada mereknya saja, sementara tak bisa difungsikan sama sekali untuk sebuah kegiatan sepak bola.
Heroiknya lagi, menurut pengamatan Deteksi Pos Indonesia ketika berada di Stadion Mini Pondok Tinggi bahkan difredeksi orang sitau biasanya mengalah berada dipinggir lapangan sambil memainkan bola lebih dulu ketika ada kegiatan penting ataupun latihan pemuda pondok juga diyakini mereka enggan menggunakan kostum olah raganya ketika menyaksi kondisi Stadion Pondok Tinggi yang baru dibangun tersebut, tentu penekanan kalimahnya dalam konteks yang menganut prinsip bahwasanya semua pemuda Pondok Tinggi sudah menyatu kokoh dengan segala keharmonisan terhadap setiap warga pendatang, hanya saja perumpamaan disebut bentuk pernyataan keras terhadap begitu mirisnya kondisi stadion Pondok Tinggi yang baru dibangun.
Kondisi miris disebut itu bisa disaksikan langsung di Stadion Pondok Tinggi, mulai dari tempat duduk sebelah kiri dengan kanan bagian atas tribun telah mengalami keretakan sampai pada dugaan terjadinya pengerjaan asal jadi ketika pembuatan pondasi dengan pengerjaan bangunan tribun karena baru selesai dikerjakan telah mengalami keretakan.
Selain itu, stadion yang baru dibangun tak jelas mana ujung dengan pinggir lapangan karena hanya satu tiang gawang yang nampak terpasang, serta terjadi genangan air dimana mana didalam lapangan karena pemerataan tanahnya tak digelar secara menyeluruh dan rata termasuk rumput ilalangpun sudah mulai kelihatan tumbuh dihampir setiap sela sudut dan penjuru lapangan.
Tragisnya lagi, bagian yang direncanakan sebagai penambahan volume dari panjang lapangan masih terlihat terjadinya tumpukan batu, hingga tak jelas mana ujung lapangan sebagai volume panjangnya yang ditambah oleh pelaksana dengan cara dijadikan ganti dari volume pengerjaan lain.
Tidak itu saja, jalan yang dibangun disekitar lapangan juga terjadi genangan air dan becek diduga karena ketika meratakannya tak diikuti dengan timbunan pengeras meski menggunakan material dari tanah sama sekali, malah bagian pinggir lapangan lebih tinggi dari jalan hampir ratanya terlihat ambruk karena tak digelar pengedaman terutama dibagian samping tribun.
Tak heran, kerap dilihat bisik bisiknya tetangga diantara sesama pondok tinggi dengan pesan berantai membelugarnya sembari menyebut dimana lagi aku cari kesetiaannya pemuda Pondok Tinggi terhadap kampung halamannya karena bukanlah pekerjaan mudah untuk bisa mendapatkan sebuah pembangunan stadion seperti dibangun di Pondok Tinggi, sementara kenyataan dari pembangunannya tak sebatas asal jadi, tapi lebih pantas disebut adalah belum jadi dibangun. Nauzubillah!
Sementara itu, menurut salah seorang warga sekitar lapangan bahwa pengerjaan Stadion Pondok Tinggi telah selesai digelar dan pihak pelaksana tak pernah lagi mendatangi lokasi pengerjaan. “Stadion apa yang dibangun, hanya jadi tempat bermain anak anak”, singkat waega tersebut dengan nada geram penuh rasa kecewa @Yd, Yi, Yid dan Riles.