Deteksi Pos Indonesia, Tampa perlu lagi basikambut mengungkit ini salah siapa dan ini dosa siapa, tapi program Juara yang dicanangkan oleh Alfin dan Azhar mesti segera dimulai, diwujud dan dibukti nyata ada manfaat besarnya yang bisa diterima dan didukung oleh masyarakat Kota Sungai Penuh secara utuh dan menyeluruh.
Pasalnya, pengalaman selama satu bulan awal Pemerintahan Alfin Azhar cukup membuat semua Kota Sungai Penuh terpukul tanpa ada aksi yang benar benar menakjub diyakini sebagai awal keduanya untuk membuktikan keseriusan dan kesanggupan diri yang bukan kaleng kaleng.
Maka, perlu kordinasi dan komunikasi yang langgeng antara Kepala Daerah dengan pejabat eselon selaku tongkat tongkat daerah termasuk dengan para Kepala Desa sebagai raja raja kecil daerah dikenal tau siragi bunga dan bisa menghidup sibatang layu. Apalagi sebatas tetek bengek dan kong kaling kong terjadi ditiap penjuru larik dan dusun tanah bersudut empat nan incut yang dipimpinnya.
Hingga, diharapkan setiap persoalan dan kendala sesungguhnya terjadi terkait pengelolaan administratur pemerintahan, pembangunan dan kehidupan sosial bermasyarakat bisa dipahami secara akurat dan tajam guna didapatkan solusi maupun tindakan apa yang mesti segera dituntas dan digelar secara bersama.
Bukannya memaksa Kepala Daerah dan Wakil untuk. memikir dan membahas laporan tidak tentu pelarah, sementara tidak menyentuh pada substansi dan akar masalah guna didapatkan solusinya, meski datang dari pejabat eselon sama sekali karena sesuatu hal yang bisa dimaklumi belum adanya kedekatan yang bisa menginsfirasi keterbukaannya dengan Kepala Daerah.
Secara psikis, umumnya pejabat eselon masih terlihat gugup dan malu malu kucing ketika berhadapan dengan Wako maupun Wawako, hingga sikap yang dilakukannya hanya bisa mengangguk dan memberi senyum saja ketika ditanya yang penting bisa menunjuk rasa hormat dan tak mengecewa atasan tanpa sempat terfikir jawaban penting dan persoalan kerja apa sesungguhnya mesti disampaikannya.
Bahkan terkesan mereka tak henti dibebani oleh rasa salah dan ada masalah, tanpa kuasa menyampaikan uneg uneg kerja yang dialami dan terjadi sebagai sesuatu sesungguhnya yang harus diketahui dan dibahas bersama Wako atau Wawako untuk bisa menemukan bagaimana langkah dan baiknya kedepan.
Diyakini membangun kebersamaan untuk baik dan maju itu adalah suatu hal yang mudah, karena sudah terlihat bagaimana serius dan cepatnya refleks Alfin bersama Azhar ketika meresfon keluhan aduhainya diantara Kepala Desa hingga Kepala Daerah langsung meminta segera diaudit terkait TPS3R karena alasan diantara alat operasionalnya ada yang hilang hingga tak bisa difungsikan.
Meski, akar permasalahan sesungguhnya bukanlah pada hilangnya alat tersebut, melainkan karena tidak dioperasikan dan tidak dijaga, lantaran hampir semua desa yang memiliki TPS3R terkendala oleh tidak adanya post anggaran sebagai sumber dana untuk biaya operasionalnya.
Kondisi serupa demikian juga berlangsung pada pembangunan Videotron atau Megatron di tugu 17 setelah dibangun ternyata tak bisa dioperasikan karena ketika pembangunannya tak ada anggaran untuk item pemasangan amper listerik berdaya yang dibutuhkan untuk mengoperasikannya.
Dengan mencuapnya persoalan sepele seperti ini, hendaknya bisa lebih menginsfirasikan Wako dan Wawako, Dewan dan Sekda, serta pejabat eselon beserta para Kepala Desa untuk sama memberanikan diri dengan saling terbuka terhadap tiap masalah dan kendala demi tekad bersama menyukseskan program Sungai Penuh Juara.
Agar semua pejabat kota sungai penuh tak dicibir orang dengan gunjingan ketika mau kebalai bukan main lenggok itik selati dengan beco terikat dipinggang katanya berapapun harga sapi berculah dipusat akan dibawa pulang, ketika angkonya telah dibayar tunai ternyata tali untuk membawa sapinya tidak ada. Bersambung, “Bersama kita bisa dan kita bisa membangun Kota Sungai Penuh bila bersama”, penulisnya katakan sajalah orang jauh tapi dekat dihati namanya.@Yd,Yid,Yi dan Riles.