Deteksi Pos Indonesia, Menyimak palah bebalah dewan Kota Sungai Penuh yang mengandal algojonya Fahrudin Mano Tibo ketika berhadapan dengan Dinas pengelola proyek fisik khususnya Dinas PUPR terkait hak dan tugas masingnya selama ini cukup menarik untuk dijadikan pelajaran terhadap ada benarnya apa yang dikatakan oleh Rocky Gerung bahwa disebut Parlemen dengan kata Parle-nya bermaksud pertengkaran dengan adu argumen.
Saking bengisnya sang algojo dewan disetiap rapat maupun hearing dengan para Dinas digedung dewan pernah membuat Kadis PUPR semasa Martin Kahviasa tak berkutik dan keok ketika piring dan kuah sate bertebaran dimukanya yang dilemparkan oleh Fahrudin Mano Tibo sosok yang dikenal nauzubillah minta ampunnya bila sudah berniat ingin mengeluarkan jurus terabas dua belas.
Telah menjadi sfesifiknya massa dewan ketika beranggotakan Fahrudin Mano Tibo yang dua periode sudah duduk di dewan Kota Sungai Penuh, hingga para Kepala Dinas dan Kabid mesti terlungkup dan terlentang semalaman lebih dulu bila ingin mencoba bagana dan bagini ketika memenuhi undangan rapat dan hearing digedung dewan yang diikuti oleh Fahrudin.
Dengan turun tangannya Bareskrim Polres Kerinci serta mempolis line area jalan ditaman Tugu 17 Kota Sungai Penuh, pertanda kali ini Dinas PUPR melakukan perlawanan terhadap dewan karena tidak puas ataupun tidak menerima sikap Fshrudin Mano Tibo yang secara terang terangan telah membongkar atau memotong besi penyangga bagi kendaraan roda empat yang mau melintasi jalan dikawasan Tugu 17.
Meski, banyak kalangan yang bersorak dan tepuk tangan menyebut anjuk terauh ataupun ingin berkata ini kacangku mana isi kacangmu sembari membusung dada masing masing guna membuat persoalan jadi lebih menarik dan ramai. Tapi, tak sedikit pula diantara masyarakat Kota Sungai Penuh yang merasa prihatin karena alasan diantara masingnya ada salah dan ada juga benarnya, serta bisa sama terjebak dalam masalah.
Begitu pula, pihak berwajib khususnya penyidik Reskrim Polres Kerinci dengan segala kemahirannya, tentu tidak akan memandang suatu perkara secara sepihaknya. Bahkan, dugaan tindakan pengerusakan yang dilakukan oleh Fahrudin bisa berkembang pada masalah perencanaan dan pengerjaan Proyek dengan memberlakukan prisip sebab dan akibat.
Tanpa bermaksud ingin interpensi terhadap kerja pihak Kepolisian, dan tanpa perlu pula memperpanjang mukadimah bahwa akar masalah dari tragedi pembangunan jalan yang melintasi Tugu 17 adalah bentuk lemahnya kerja Pemkot selaku yang mengajukan rencana pembangunannya dan juga bentuk lalainya kerja dewan sampai nekat mengesahkan anggaran untuk pembangunannya.Astagafirulloh..@Yd,Yid,Yi dan Riles.
