Deteksi Pos Indonesia, Niat hati ingin berbagi kasih dengan Pers yang peduli terhadap kerja dewan ternyata palah bebalah pula yang terjadi, mungkin kalimah demikian pantas dilekatkan pada kenyataan yang didera oleh Dodi aduhainya salah seorang juru kasir di Setwan Kota Sungai Penuh yang ditugaskan khusus mengurus segala tetek bengek menyangkut angko angko yang menjadi hak maupun jadi pesangon bagi Pers dengan usaha kinerjanya dalam mendukung kerja dewan.
Kenapa tragedi demikian bisa terjadi diketika pihak Setwan Kota Sungai Penuh ingin berbagi peduli terhadap Pers dalam rangka menghadapi Idul Fitri, malah diupat lagi dengan kata bagana dan bagini tak mesti digelar oleh insan Pers? Karena, menghadapi Idul Fitri kali ini semua menyebut dan mengaku diri wartawan sudah pada turun gunung, hingga tak jelas mana yang mesti diperioritaskan karena kinerja Persnya selama ini.
Pasalnya, disebut anggaran Pers yang dikelola oleh setiap lembaga Pemerintah dimana saja Republik ini harus jelas kegunaannya untuk bisa dipertanggung jawabkan yakni bagi pengembangan usaha Pers disebut Media dan bagi pembinaan Pers disebut kepedulian terhadap kualitas dan eksistensinya wartawan. Apalagi jumlah yang disahkan tiap tahunnya sangat terbatas.
Maka, wajar kiranya sang juru kasir didewan terkesan ada pilih kasihnya ketika berbagi peduli Pers yanh membuat kerumunan orang mengaku diri wartawan mengamuk sejafinya dengan tidak tentu pelarah, lantaran Dodi aduhainya sangat tahu dan paham bahwa anggaran Pers yang dikelolanya mesti diberi pada Insan Pers yang berhak menerimanya karena eksistensi dari kinerjanya yang telah mendukung kelancaran dan suksesnya kerja dewan.
Krasak krusuk tersebut diakui langsung oleh Dodi aduhainya ketika ditanyai oleh DPI apa sih persoalan terjadi sesungguhnya hingga mengaku diri wartawan sampai riuh ditiap larik dan dusun, dengan singkat dikatakannya bahwa anggaran Pers yang dikelola oleh pihak Setwan memang haknya media dan wartawan, tapi semua ada aturan dan mekanisme yang mengatur. “Disebut hak bukanlah kata yang berdiri sendiri ditatanannya kehidupan bernegara yang berpemerintahan karena hak akan bisa didapat bila kewajiban telah dipenuhi, kan begitu”, singkat Dodi sambil memilin ujung kumis tipisnya terlihat mulai tumbuh jarang jarang.
Begitu pula, katanya haknya wartawan mesti didului oleh kewajiban dari kerja Persnya hingga hak tersebut bisa dan sah diterima. “Jangan pula karena mentang mentang mengantongi kartu Pers menumpuk didompet, hingga mau bersikeras hati terhadap pengelola anggaran Pers, tapi ada aturan dan bukti kerja yang mesti bisa dipertanggung jawabkan bila ingin mendapat hak Persnya”, singkat Dodi aduhai yang terlihat tak henti menggenggam erat kepalan tinju agam lima jarinya.
Namun demikian, tambahnya lagi pihak Setwan Kota Sungai Penuh tetap berusaha mengakomodir dan memberi hak sepenuhnya terhadap Pers dari Media apapun dan dari manapun asalnya. “Asalkan, hak yang didapat sesuai menurut kerja yang telah dan bisa ditunjuk maupun dibuktikannya demi mendukung kerja dewan bagi perubahan dan peningkatan kemajuan di Kota Sungai Penuh”, pungkasnya.@Yd,Yid,Yi dan Riles.