Deteksi Pos Indonesia, Bakato pituah alias gurindam dua belas orang dahin masa kini bagaimana hati tak akan iba punyo kabun luas ementaro dimuka lamang rumah yang besar orang memelihara Telegu, begitulah nasib yang dialami oleh Ajo Zal kumis warga Losiba yang sudah berpuluh tahun lamanya menanggung dampak dari aroma menyengat yang keluar dari pipa Septic Teng pasar Tanjung Bajure lantai dua yang menjulur didepan kediaman pribadinya.
Lantaran, tak tahan lagi terhadap sikap masa bodoh yang nauzubillah minta ampunnya bidang pengelola pasar Tanjung Bajure tanpa mau peduli terhadap kesehartan dan keselamatan masyarakat sekitarnya, Sabtu 30/4 malam Ajo Zal Kumis ulu balang tanamo nan indak bagala karena makrifat kajinya masih ada yang belum putus di Bukit Sarang Tupai ngamuk sejadi jadinya seperti orang yang dirasuki oleh makhluk aluih sampai menendang pipa septic teng pasar Tanjung Bajure dan mengoyak terpal yang menutupi bagian belakang lantai 1 pasar Tanjung Bajure dengan kediaman penduduk sekitarnya.
Sementara, pipa septic tengnya berada dibelakang terpal penutup yang tiap waktunya menganga dan menyapa masyakat sekitarnya dengan pesan terkesan menyebut sementaranya terimalah begini adanya yang bisa dibuat dan ditunjukkan oleh bidang pengelola Tanjung Bajure terhadap masyarakat sekitar Losiba, karena tak ada pula ekor yang menyebut buntutnya dibagian depan atau atas kepala, mungkin hanya udang yang pantas disebut demikian, kali.
Ternyata keresahan Ajo Zal Kumis tak sebatas demikian saja, bahkan dirinya sampai mencak mencak dengan jurus randainya sembari bacikarau bagana dan bagini menyebut bahwa dirinya tak tahan lagi diberlakukan seperti raja yang kursinya diduduki oleh orang lain, karena pekarangan rumah yang menjadi tanah warisan dari orang tuanya juga telah dijadikan jalan umum, sementara secara pribadinya keluarga besarnya termasuk masyarakat satu lorong dengannya telah menghibahkan tanah pekarangan pribadinya seluas 1 meter bagi pengguna jalan yang mau melintas dibelakang Losiba.
Untunglah ketika tragedi Losiba dimalam Sabtu sempat disaksi dan dilerai oleh Bung Tomi Tanamal petugas kebersihan Losiba sekaligus memberi tawar segelas air putih kepada Ajo Kumis hingga kondisi jadi mereda. Bahkan Tomi Tanamal juga memberi saran kepada pak Ajo aduhai agar bisa bersabar dan besok diselesaikan secara baik baik
Ketika ditanyai oleh awak Media DPI kenapa Ajo Kumis sampai mengkak mengkak dimalam bulan suci yang penuh magfiroh ini, dengan singkat dikatakannya telah puluhan tahun lamanya diri merasakan sudah tajatuh ditimpo pulo tanggo bagaimana hati tidak akan rusuh serasa diri dibuat seperti pelawak karena saat terjaga dari mimpi buruk ternyata baru terasa kedua belah ujung sunguik setebal itu dikubak habis oleh kawan katiko badan sedang tertidur lelap
“Selain tanah pekarangan milik pribadi sudah dijadikan jalan umum, tahunyo lagi batang hidung yang pesek ini tak henti pulo mendeteksi kaarah datangnya baun menyengat yang merembes dari pipa septic teng lantai 2 pasar Tanjung Bajure yang berada didepan mata”, kata Ajo Zal Kumis dengan tak henti mengucap astagafirulloh and nauzubillah iya Alloh karena mungkin dirinya masih kusuk dengan puasa Ramadhan
Tragisnya lagi, kata Ajo Zal Kumis terpal cabik yang didapat dari bekas umbaran petani menjemur padi disawah yang dipakai untuk menutupi lantai satu bagian belakang pasar Tanjung Bajure tak sebatas mengganggu pandangan dari keterbukaan sebuah pasar moderen, tapi juga sangat mengganggu kelancaran usaha masyarakat sekitarnya.
“Yang namanya usaha diantara banyak pedagang adalah kegiatan yang saling menguntungkan, bukanlah adanya sebuah usaha menutupi usaha lainnya, kan begitu”, tegas Ajo Kumis terkesan agak ragu ingin memilin ujung kumisnya karena mungkin merasa khwatir kalau galeh yang diago sempat dibeli kawan.
Untuk itu, diharapkannya kepada Dinas Perindag terutama bidang pengelolaan pasar agar segera mendapat solusi dengan cara menyelesaikannya. ” Bila harapan ini tidak segera digubris, maka jangan menyesal bila jalan yang melewati tanah pribadi kita sampai ditutup bagi umum”, tegas Ajo Zal.
Sementara itu, Kadis Perindag Kota Sungai Penuh Syafrizal ketika diminta keterangannya Via HP, dengan singkat mengatakan bahwa dirinya telah mendengar kabar Ajo Zal ngamuk dan mencak mencak dilamang rumahnya karena kesal terhadap pengelola Tanjung Bajure terkait beberapa persoalan depan kediamannya dengan kawasan Tanjung Bajure. “Akan kita pelajari apa masalahnya, dan diminta kepada bidang terkait pengelolaan Tanjung Bajure untuk bisa menyelesaikannya”, pungkas Syafrizal.@Yd,Yid, Yi dan Riles.