Deteksi Pos Indonesia, Meski tak sedikit warga masyarakat Tanah Sikudung yang memberi apresiasi terhadap terobosan baru Derita Wati Kepala SD 77/III Mukai yang mencanangkan program sekolah sehat ala kekiniannya dari sebuah stunting. Tapi, tak sedikit pula warga setempat yang memberi cibiran lantaran menduga bahwa program wah yang digadang gadangkan tersebut ternyata ada biji batu dibalik udang tumisnya dapur SD 77/III Mukai Tinggi. Wah ada apa pula ini, Kaw?
Kenapa sampai hatinya disebut demikian? Karena, ketika baiyo iyonya Derita Wati menyebut program sekolah sehat dengan cara mengunci pagar sekolah mulai dari pukul 8.30 WIB pagi dan bagi yang ingin belanja hanya dibolehkan pada pedagang yang ada didalam pekarangan sekolah dengan alasan demi menjaga keamanan peserta didik sekaligus bagi kesehatannya lantaran makanan yang dijual telah memenuhi syarat hygines yang dicek oleh pihak Puskesmas tiap minggunya.
Tapi, melihat kenyataan dari apa yang dikatakan oleh Derita Wati semakin membuat warga sekitar merasa curiga karena yang berdagang didalam pekarangan sekolah adalah orang orang tertentu dan oknum guru yang dikenal dekat dengan Kepseknya. Malah, pelayan yang bersitunggit siang dengan malam menjaga sekolah tak kecipratan lapak berdagang oleh Derita Wati.
Hal itu terkuak dari pengakuan salah seorang pedagang kepada awak Media, dengan singkat dikatakannya bahwa program kekinian Derita Wati selaku Kepsek SD 77/III telah mencekik usaha masyarakat yang sudah bertahun tahun menggantung hidup dengan cara berjualan disekolah.
“Apa yang dikatakan oleh Kepsek tiap minggunya makanan yang didagangkan dalam pekarangan sekolah dicek oleh pihak Puskesmas adalah bohong semata, tapi tak lebih sebagai alasan Kepala Sekolah yang ingin melakukan galeh read-barang yang dijual oleh PNS yang sudah bertugas ganda disekolah”, ketus warga tersebut.
Hal senada, juga disampaikan oleh isteri pelayan SD 77 yang kerap dipanggil Mak Ikel, dengan singkat ditambahkannya bahwa sikap yang diambil oleh pihak sekolah hanya menguntungkan orang tertentu disekolah. ”Sudah lima bulan dagangan kita tak dibeli oleh peserta didik karena pintu pekarangan dikunci oleh pihak sekolah, sementara yang menjajalkan makanan bagi anak sekolah adalah PNS yang sudah bergaji dan menerima tunjangan sertifikasi, hingga membuat pedagang disekitar sekolah gigit jari”,tambah Mak Ikel.
Sementara itu, Derita Wati semakin mendayu dayu dengan bagana dan bagini ketika ditemui serta dikonfirmasi oleh awak Media karena merasa dirinyalah yang benar lantaran beralasan SD 77/III Mukai Tinggi telah menggelar program besar sekolah sehat yang menjadi contoh untuk bisa ditiru oleh sekolah lainnya. Tapi, dibagian lainnya terkesan dirinya mengelak dan bersikap masa bodoh terkait rumor yang berkembang disekitar sekolah yang menyatakan bahwa program sekolah sehat SD 77/III tak lebih upaya Kepsek Derita Wati yang ingin memuluskan kerja ganda guru selain mengajar dapat juga kesempatan manggaleh ketek ketek. Bersambung.@Rangers bersama Yd,Yid,Yi dan Riles.