Deteksi Pos Indonesia, Banjir telah memporak porandakan format kehidupan sosial, usaha, kerja dan ekonomi masyarakat sealam Kincai tak lagi disebut sebatas bencana alam musiman menjadi mirisnya negeri yang berada diapitan dua bukit barisan yang berjejer dari Penetai Pematang Lingkung sampai Telun Berasap Tanah Sikudung.
Tapi, juga pantas disebut bentuk murkanya alam read-tuhan terhadap kaum yang kelewat batas ketika diamanahkanNYA untuk mengelola dan memanfaatkan bumi sealam Kincai beserta seluruh potensinya bagi kemaslahatan semesta alam atau sekalian umat penghuninya.
Kenapa sampai hatinya disebut demikian? Karena, petaka demi petaka terjadi ditiap larik dan dusun, bahkan desa dan kecamatan selama dua minggu terakhir ini hingga menjadi musibah besar bagi sealam Kincai dengan keluh kesah warga hampir ratanya mengutuk pada kondisi terjadi seperti longsornya tanah dipebukitan karena ada apanya dong, misalnya dan meluapnya air sungai disepanjang arus batang merao karena alasan pembangunan damnya serta adanya tumpukan sampah yang menghambat kelancaran arus sungai maupun anak sungai.
Untuk bisa menjawab tanya yang berimbuhan kata karena ada apanya dong dan seiring dengan teori air mengalir dari tempat tinggi ketempat yang rendah, tentu terlebih dahulunya mesti dipahami kegiatan apa umumnya digelar didaerah hulu pebukitan terutama dikawasan kaki gunung yang berada dihulu sungainya Batang Merao.
Dalam artian tanpa bermaksud ingin mengait ngaitkannya dengan kenyataan bahwa sudah ada lagi kawasan dan kegiatan baru di Tanah Sikudung namanya bukit sarang tupai, meski dibagian lainnya tak bisa dibendung bila ada yang ingin menyebut masyarakat disekitar arus sungai batang merao lah udi karena telah mengonsumsi air bekas najis, kali.
Bahwa sesungguhnya ada beberapa kegiatan dan usaha masyarakat dikawasan pebukitan yang berpotensi membuat ketidak beraturannya debet air dan kecepatannya yang mengarus dari hulu sampai hilirnya Sungai Batang Merao dengan dugaan lantaran pembabatan hutan secara besar besaran bagi kawasan peladangan dan ilegal loging, serta adanya usaha galian C tak sebatas berpotensi terjadinya longsor, malah tanah hasil sotiran dari produksinya yang dibawa hanyut oleh air bisa menyebabkan pendangkalan sungai dan danau yang menjadi tadahnya air.
Buktinya, telah disaksikan tiap waktunya oleh masyarakat disekitar arus Batang Merao bagaimana air sungai yang dulunya jernih berubah warna air bercampur tanah yang mengalir semenjak adanya usaha galian C dikaki Gunung Kerinci, dan bisa dibayangkan berapa kadar tanahnya dalam perliter air batang Merao yang mengalir tiap detiknya.
Kemudiannya lagi, untuk bisa menjawab tanya apa sih sebenarnya terjadi terkait dam dikiri kanan bahu batang Merao tak sebatas masih belum meratanya pembangunan dam disepanjang arusnya dan masih rendahnya ketinggian dam yang dibangun berpotensi terjadinya luapan air, tapi lebih parahnya lagi hampir rata pembangunannya terkesan semakin mempersempit luas sungai.
Tak ketinggalan, tekhnis pembangunan jembatan yang melintasi arus batang Merao mesti ditinjau ulang karena ketinggian air ketika curah hujan tinggi sudah melebihi ketinggian alas jembatan hingga berpotensi menganggu kelancaran arus dan tumpukan sampah, termasuk pembangunan kerambah ikan dan kincir air ditengah sungai maupun anak sungai berpotensi menjadi perangkapnya sampah.
Sementara, dimana saja duduk berapatnya Pemkab Kerinci dan Pemkot Sungai Penuh termasuk Pemrov Jambi tak henti basikambut dengan pengetahuan menyebut antisipasi banjir perlu ada aksi secara natural dengan menjaga kelestarian alam bagi resapan dan pengaturan air, dan secara tekhnisnya menggelar normalisasi sungai yakni mengeruk pendangkalan dan memperluas badan sungai.
Kenyataan terjadi terkesan Pemerintah ikut membiarakan hal dan kegiatan berpotensi terjadi pengerusakan alam dan pendangkalan serta penyempitan sungai. Nauzubillah himinzalik, Aku menciptakan antara siang dengan malam adakah diantara kamu yang sanggup memikir dan mengajinya selama ini?, Apo nian kahut air gilo sealam kincai
Mumpung, Alloh tuhan yang maha esa diatas segalanya masih tetap sayang dan kasih pada semua kita terutama sealam Kincai yakni Kerinci dan Kota Sungai Penuh yang baiyo iyonya mengusap muka ketika menyebut negeri sekepal tanah syurga yang tercampak kemuka bumi, hendaknya masing diri, komunitas termasuk Pemerintah agar segera introspeksi diri karena ancamanNYA tak sebatas keras tapi selalu nyata sebagaimana disebutNYA ada kalanya ulah perbuatan seseorang berakibat musibah bagi orang banyak, dan sebelum datang hari kiamat akan aku beri pelajaran terhadap kaum yang kelewat batas. Subhanalloh, halleluya, omni swastu, dan amitaba. Bersambung, penulisnya katakan sajalah orang jauh tapi dekat dihati namanya.@Yd,Yid, Yi dan Riles.