Deteksi Pos Indonesia Menyimak sengketa dari abad keabad, masa kemasa dan tahun ketahun, bahkan tiap hari keharinya terjadi di Timur Tengah tak lagi sebatas menjeritnya manusiawi siapapun selaku manusia dengan kebencian besarnya terhadap peperangan yang berakibat pertumpahan darah dan korban jiwa dari masing pihak. Bahkan, terkesan telah menjerumus muslim terutama negara besar Islam dengan kaji makripat sesatnya bahwa sengketa di Tanah Palestina harus dibiarkan penyelesaiannya dengan cara pertumpahan darah.
Padahal, tak sedikit ayat ayat suci didalam Alquran mesti dijadikan rambu rambu dan pegangan hidup selaku muslim tiap waktunya memanjat shalawat kepada baginda Rasululloh yang telah membawa umat manusia dari alam gelap gulita kealam yang terang benderang penuh dengan segala kemajuan, -tentunya bagi orang yang mau menggunakan akal dan iman, bukanlah beragama dengan cara tradisi.
Meski Muhammad adalah seorang Panglima perang ketika masa dahin dulu kalanya, tapi bagaimana beringas kemenangan tiap peperangan yang direnggut sesungguhnya bukanlah sesuatu cara yang harus ditiru dan dilanjutkan melainkan suatu kisah sebagai pelajaran untuk bisa diambil hikmahnya bahwa betapa susah dan beratnya perjuangan baginda Rasululloh sampai menelan korban jiwa tak terhingga jumlahnya guna merubah akhlak dan budi pekerti dimasa jahiliah.
Kenapa sampai hatinya elu sebut demikian, Kaw?, karena selaku muslim yang telah beriman disebut mukmin sudah berada ditahap pengendalian hawa nafsu terhadap segala keserakahan dan amarah dunia dengan cara menunai kewajiban puasa Ramadhan tiap tahunnya, sebagaimana dikisahkan bahwa perang fisik terakhir digelar oleh Muhammad yakni perang Badar terjadi sebelum dikenal pertama kalinya agenda Puasa Ramadha dimuka bumi ini.
Dengan kata lain, bila selaku muslim masih mengagung agungkan cara peperangan dan pertumpahan darah menyelesaikan suatu masalah, berarti dirinya termasuk golongan pendek sumbu dan merugi beragamanya serta tidak pernah mendapat buah kebesaran dari setiap menunaikan ujian dari ibadah puasa ketika bulan Ramadhan notabenenya bulan yang penuh magfiroh bagi pengendalian hawa nafsu, pengampunan dosa dari tuhan dan saling bermaafan antara sesama umat manusia.
Apalagi, sampai bersengketa dengan palah bebalahnya menyangkut kawasan yang disebut sebut tempat kelahiran para nabi dan rasul Alloh seperti Yerusalem dan Jalur Gaza yang menjadi kebesaran bagi seluruh umat dan bangsa. And maaf cakap kata orang dahin masa kini dari negeri Melayu daun Kopi alias daun serbuk kawonya ada batu read-balak apa dibalik udangnya bangsa Arab hingga tidak bisa sama harmonisnya seperti bangsa Yahudi dengan Nasrani di Timur Tengah, kan begitu, misalnya.
Sementara, tiap waktu bukan main minta ampun baiyo iyo angguk kepalanya tiap muslim ketika membaca ayat menyebut Islam rahmatan lil alamin, la ikro fiddin, dan ayat penuh keharmonisan serta bagi kemaslahatan semestanya alam lainnya yang didukung oleh surat Alhujarat ayat 13 menyebut aku menciptakan diantara kamu ada laki laki dan perempuan, suku dan bangsa agar kamu saling mengenal, sesungguhnya orang mulia disisi tuhan adalah orang yang taqwa.
Dengan kata lainnya lagi, hidup beragama dimata tuhan mewajibkan diantara masing agar saling mengenal maka berpotensi tumbuh rasa sayang dan mencintai, asih dan asuh untuk saling menjaga dan melindungi, kan begitu, bukannya disuruh oleh tuhan agar saling bangga mengibar bendera perang antara beda agama, suku dan bangsa.
Tanpa bermaksud terlalu berapi api ingin menyebut kalau tidak ada berada tak mungkin persoalan Timur Tengah sampai dibiarkan terbengkalai seperti terjadi selama ini, ada batu dibalik udang kali, Kaw. Tapi, setidaknya setiap menyebut diri umat Islam kepengen banget menyaksi dan merasakan bagaimana sejuk dan harmonisnya kesucian dari Masjidil Aqso sebagaimana nyamannya Masjidil Haram yang juga disebut suci.
Apalagi dengan diturunkannya ayat Atin menyebut demi pohon tin dan pohon zaitun. Sementara, di Arab tak ada pohon tim dan pohon zaitun, tentu dengan maksud supaya ada kepedulian terhadap kiblat yang ada di Masjidil Aqso kawasan read-tanah tempat tumbuh suburnya pohon tim dan zaitun, sebagaimana didukung oleh fakta ketika hijrahnya read-isrok nabi menyaksi tanah subur serta tempat kelahiran para nabi dan rasul.
Menjadi tanya besar bila sudah sedemikian diingatkan oleh tuhan kenapa sampai sekarangnya masih tetap terkesan Masjidil Aqso terbiarkan jadi terbengkalai, lantaran mungkin tersandung oleh ayat lain menyebut atas permintaan Muhammad kiblat kembali ke Masjidil Haram, kali.
Padahal, didalam surat Almaida ayat 21 secara tegas disebutNYA lagi, bagi kaum yang sudah berada read-hijrah di Tanah Palestina, dan bila surut kebelakang termasuk kaum merugi. Meski disebut baginda rasul yang meminta kiblat ke Masjidil Haram, tapi sang maha khalik yang maha arif dan bijaksana tak juga berharap terjadi pertengkaran terkait kiblat mana mestinya dirunut oleh tiap muslim dengan menurunkan ayat untuk bisa sama dihargai dan diterima, disebutNYA tidaklah menghadap dirimu ketimur atau barat merupakan suatu kebajikan.-secara tidak langsungnya ada dua kiblat yang diakuiNYA.
Berdasarkan realita terjadi selaku muslim mesti jujur mengakui kebenaran terhadap laknatNYA bahwa muslim benar benar merasa rugi karena melalaikan peringatanNYA sampai meninggalkan Tanah Palestina dengan juntrungannya Masjidil Aqso sebagai kiblat pertama yang berada tegak lurus dengan sidratul Muntaha tempat turunnya lima waktu juga telah diakui dan disahkan oleh tuhan.
Dengan adanya gerakan Hamas setiap waktunya dari masa kemasa di Tanah Palestina secara intelijennya pantas disebut sebagai aksi teror karena diduga sebagai bentuk gerakan kekerasan terorganisasi yang dikendalikan sejak dahin dulu kalanya sampai membuat Timur Tengah selalu risih. Meski, dengan bagana dan bagini Hamas beralasan karena benar benar demi agama, misalnya, tanpa mau sedikitpun berdamai dengan kenyataan apa yang telah diperingatkan oleh laknatNYA sebagai kaum merugi
Kemudiannya lagi, pertanyaan baru kira kira apa sih penyebab sesungguhnya hingga terkesan Israel tak pernah bisa damai dengan Palestina. Jika, tanyanya bentuk perkiraan, tentu untuk jawabannya kata orang Melayu daun kopi harus melihat ukur dengan agaknya, dengan maksud siapa saja yang diuntungkan dengan adanya masalah terjadi, kan begitu.
Disatu sisi selaku muslim boleh saja jadi ternganga menyaksi Amerika beserta sekutunya selaku penguasa dunia bisa mendukung dan berdamai dengan Israel, meski dibalik itu ada kepentingannya Amerika sebagai sesuatu yang sah sah saja dalam politik bernegara dunia manapun negara.
Disisi lainnya, muncul tanya besar lagi adakah kepentingan besarnya Amerika terhadap Negara besar Islam terutama negara Arab, misalnya, ataukah adanya kepentingan negara Arab hingga terkesan Amerika harus ikut membiarkan Tanah Palestina bersengketa dari masa kemasanya.- tentu dengan maksud bahwa disebut kepentingan politik bernegara bisa berubah tiap waktu ada bedanya dengan kebenaran agama harus selalu ditegakkan tiap waktunya, meski bernegara manapun juga mengenal prisip sengaja membiarkan dan menciptakan komplik demi kepentingan bernegaranya.
Maaf cakap, kata orang dahin masa kini dari negeri Melayu daun Kopi meski sesuatu tersisip dilantai tidak perlu ngata, tapi setiap pembenahan dan perbaikan bagi setiap perubahan dengan kemajuan mesti selalu ada upaya untuk bisa menegakkannya, apalagi sudah menyangkut ayat ayat tuhan.
Begitu pula, hendaknya terhadap negara negara Islam yang tergabung didalam OKI agar bisa membuktikan itikad seriusnya mendekati dan bekerjasama dengan Amerika beserta sekutunya termasuk negara besar dunia lainnya dalam mewujudkan perdamaian di Israel dan Tanah Palestina karena bicara Israel tak lepas dari Amerika lantaran mungkin sebagian besar muslim beragama secara tradisional masih larut dengan palah bebalah dahin sampai terlanjur menumbuhkan rasa benci terhadap setiap yang beda agama, kali.
Mumpung, sebentar lagi puasa Ramadhan akan tiba diharapkan kepada setiap muslim diseluruh dunia agar benar benar sadar bahwa sesungguhnya tidak ada lagi peperangan fisik dimata tuhan semenjak pertama kalinya baginda Rasululloh menunaikan puasa Ramadhan, termasuk kepada negara Israel diminta berbesar hati dengan fikiran jernihnya bahwa sebuah negara besar dan maju selalu menghindari peperangan.
Bahwa, tak sejengkalpun tanahpun diatas dunia ini tdiciptakan tuhan untuk suatu agama, bangsa maupun kaum kecuali bagi orang yang bisa mengelola dan memanfaatkannya bagi kemaslahatan semesta alam atau sekalian umat bukanlah harus diporak porandakan, aku menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya adalah guna bisa dikelola dan dimanfaatkan bagi kemaslahatan semesta alam atau sekalian umat. Amin semoga, damailah dunia ini wabilkhususnya antara Israel dengan Palestina karena sebaik baiknya umat adalah orang yang bermanfaat bagi orang banyak. Subhanalloh and halleluya. Penulisnya, katakanlah orang jauh tapi dekat dihati namanya.@Yd,Yid,Yi dan Riles.