Home / Ragam & Dinamika

Jumat, 28 Juli 2023 - 22:58 WIB

Cerpen: Ternyata Aku Bermimpi Semalam.

Entah apa yang dikatakan orang dan terserah apa saja ingin menghambat, tapi aku tak peduli karena tekadku sudah bulat bagaimana bisa merubah nasib dan takdir tetap selalu berpihak padaku dengan segala usaha nyata yang bisa dibuat dengan harapan bisa juga merubah nasib dan mengangkat harkat serta martabat keluarga, sanak saudara dan karib kerabat.

Tiap datangnya lima waktu aku selalu lebih dulu mengisi langgar yang ada didepan rumahku, bahkan aku juga kerab dipercayai sebagai Imam diketika Imam yang lebih berhak dan dipercayai oleh pengurus majlis sedang berhalangan tiba.

Semula, dan semuanya berjalan lancar sebagaimana tekad bulat dan seriusku ingin merubah segala dari biasanya terutama ketaatanku terhadapNYA dengan rutinitas tak pernah tertinggal melaksana lima waktu. Apalagi, diantara makmum yang aku imami adalah orang yang hampir rata dekat dan aku kenali sebagai saudara, teman dan karib kerabat.

Aku juga dipercayai oleh pengurus Majlis menyiapkan sekaligus membaca pengumuman maupun himbauan disetiap Jumat dan sebelum datangnya Magrib, karena langgar yang didiri baru sekitar dua tahun tentu aku harus pro aktif dan selalu menyiapkan diri dengan segala kesiapan agar semua bisa berjalan lancar dan kusuk beribadah semata karena Alloh.

Baca Juga :  Diterimanya Mandat PKS, "Ahmadi Zubir dan Fery Satria Semakin Langgeng Menuju Pilwako Sungai Penuh 2024".

Disuatu ketika semua urusan penting menyangkut Majlis dipercayai kepadaku dan aku jalani dengan serius serta penuh rasa tanggung jawab, karena tekadku untuk mengabdi kepadaNYA tulus dan murni datang dari hati kecilku.

Diketika aku selaku Imam sekaligus menyampai pengumuman dan pemberitahuan ntah persoalan apa terjadi ketika Jumat sebenarnya aku tak tahu percis, tapi yang terlihat dimataku diantara jemaah tak henti menatap, bahkan mungkin membicarakan diantara orang yang dekat dan kerab denganku.

Tapi, yang jelas terbesit bita read-kabar bahwa rupanya ada diantara sikap mereka yang dipandang sudah kelewat riuh ketika Shalat, dan ada lagi yang mengira diantaranya ada yang berebut ingin menjadi pengkutbah Jumat lantaran mengetahui sang khatib waktu itu berhalangan datang. Hingga Jumat penuh barokah jadi terganggu dan tak berjalan kusuk sebagaimana mesti diharapkan.

Semua terlihat memandangku dan seolah olah sedang mencercaku, aku semakin bingung dan juga kian salah tingkah. Bahkan semakin lama semua sudah seperti mencerca dan menunjuk kearahku, aku ketakutan dan aku berteriak histeris sembari menyebut astagafirulloh and lailahallalloh ya iya Alloh apa salah dan dosaku?

Baca Juga :  Damailah Sealam Kincai, "Jangan Jadikan Pulau Sangkar Poso Kedua".

Semakin aku ingin bertanya didalam hati semakin serasa semua orang sudah menyalahku, sementara tuhanpun belum kuasa menunjuk kebenaran sesungguhnya terjadi.

Sementara yang sempat terlintas dipemikiranku mungkin ini sebagai ujian bagi imanku, dan kemudiab aku tak bisa lagi membendung teriak seta menangis ketika menyaksi salah seorang makmum perempuan yang berdekatan denganku dilempar dengan batu karena terlihat olehku mungkin dirinya tak menegur makmum lainnya yang sempat bikin onar.

Aku tak henti menangis dan berteriak meminta tolong, tapi yang terdengar waktu itu hanya suara menyebut, pa, pa, papa bangun pa rupanya kedua anakku membangunkan aku dari tidur dan ternyata aku bermimpi semalam, dan aku kembali berucap astagafirulloh Ya Alloh semoga mimpi ini tak menjadi kenyataan sebenarnya. Penorehnya katakanlah orang jauh tapi dekat dihati namanya.

Cerpen ini dibuat bertujuan sebagai cerita semata, bila ada sempat terasa kisah yang sama mungkin samimawon namanya. @Yd,Yid,Yi dan Riles.

Share :