Home / Uncategorized

Kamis, 1 September 2022 - 14:11 WIB

Ketika DPI Harus Jujur Kepada DPN Terkait Pengaduan Natardi Pejabat Kemenag Yang Terciduk Berduaan Dengan Janda Aduhai.

Deteksi Pos Indonesia, Guna perimbangan dari replik pengaduan yang disampaikan oleh Natardi kepada Dewan Pers Nasional terkait beberapa pemberitaan tentang dirinya sempat terciduk sedang berduaan dengan Rosmiati sang janda aduhai.

Maka, Yani Akaw selaku Pemimpin Redaksi Deteksi Pos Indonesia menyampaikan secara jujur dan terbuka kepada Dewan Pers Nasional dengan isinya sebagai berikut:

Dengan tetap menjunjung tinggi kehormatan Dewan Pers Nasional, dan setelah membaca apa yang telah dikirimkan oleh DPN menyangkut pengaduan yang disampaikan oleh saudara Natardi terkait beberapa berita yang ditayangkan oleh Deteksi Pos Indonesia.

Dan demi perimbangan informasi yang didapat, maka bersama ini perlu saya jelaskan sebagai pertimbangan yang mesti duketahui terkait pengaduan saudara Natardi tersebut, bahwa:

1. Kemenag di Kincai yakni Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi adalah institusi agama yang dikenal rawan perbuatan selingkuh, terbukti beberapa Kepala Kemenagnya sempat dihebohkan selingkuh, bahkan ada diantaranya tertangkap basah oleh warga masyarakat sedang memasuki rumah seorang janda ketika habis subuh.

2. Rosmiati yang terciduk sedang berduaan dengan buya gedang read-besar oleh Deteksi Pos Indonesia adalah wanita dikenal sebagai janda aduhainya. Kenapa disebut aduhainya? karena yang bersangkutan telah menikah sebanyak dua kali, dan nikah kedua kalinya digelar secara siri, bukannya secara resmi, ada apa?. Malah suami keduanya adalah bekas suami orang yang masih memiliki hubungan saudara dengannya.

Kemudian menurut informasi dari setiap orang bertemu dengan saya yang menanyakan pemberitaan tentang Rosmiati hampir semuanya menyebut bahwa yang bersangkutan memang orangnya katakanlah agak “genit”.

Malah, ada diantara rekan dari LSM menyebut temui saja Rosmiati tidak usah lagi memberitakannya dan minta aja itu, kata itu mungkin bisa dimengerti apa maksudnya. Dugaan demikian, hampir benar adanya terbukti ketika saya menggelar konfirmasi dengannya melalui HP teman karena yang bersangkutan meminta tolong pada teman tersebut, Rosmiati sempat menyebut bahwa dirinya perlu dan ingin ketemu dengan saya secara empat mata. Hanya saja, saya menolak dengan cara tak menggubrisnya.

3. Rosmiati telah berusaha menyogok saya agar persoalan nya diberhentikan pemberitaannya. Meski, saya menolak dan tak mau menerimanya, tapi uang sogok tersebut tetap diberikannya kepada teman saya tempat dia meminta tolong tersebut, demi Alloh satu senpun saya tak mengambil ataupun mendapatkan uang tersebut. Secara naluri Pers, ada apa bila seseorang mau menyogok terkait berita tentang dirinya?.

Baca Juga :  Etitut Kerja Mesti Ditingkat, "Hari Kedua Pelatihan Mulai Nampak Tabiatnya Tukang Kinci".

4. Ketika saya konfirmasi Via HP dengan Natardi disebut buya gedang di Kincai ada dua petanyaan yang dijawabnya tak masuk akal dan terkesan mengada oleh bersangkutan menjadi kata kunci yang bisa memberatkannya atau membuat saya harus tetap menyikapinya yakni ketika saya menanyakan kenapa buya terlihat rela begitu saja ketika hp buya terletak diatas meja yang diambil dan dipegang oleh Rosmiati, sementara buya menyebut sebelumnya tak kenal dengan yang bersangkutan? Beliau menjawab karena yang bersangkutan mau melihat pertemanan di FB nya yang sudah mencapai 5000 teman.

Kemudian saya bertanya lagi, bila dia mau melihat jumlah pertemanan tersebut, kenapa yang diucapkannya waktu mengambil hp buya yakni sini aku ngajar kayo read-buya nyimpan?

Secara akal sehat dan kealibian siapapun pasti memunculkan tanya besar penuh curiga didalam hati, apakah ada hubungannya antara yang disebut oleh buya tersebut bahwa Rosmiati ingin melihat jumlah pertemanannya dengan apa dikatakan oleh Rosmiati sini aku ngajar kayo read-buya nyimpan?.

Pertanyaan kedua tersebut dijawabnya secara berbelit karena sudah berulang saya tanyakan, hingga beliau hanya menjawab jangan memfitnah. Sementara yang saya tanyakan tersebut adalah benar adanya sebagaimana apa yang saya lihat dan dengar diwaktu Rosmiati mengambil hp yang bersangkutan.

Meski, buya gedang tersebut berupaya membela diri dengan cara bercerita bagana bagini tentang dirinya, tentu membuat saya selaku yang sudah 20 tahun lebih memimpin Media tak tertarik lagi dengan celotehan dari caranya berbohong ketika memberi jawaban pada kata kunci yang saya sebut itu.

Kebohongan berlanjutnya selaku buya juga terbukti pada pengaduannya terhadap dewan Pers menyebut pemberitaan tanpa konfirmasi, sementara kata kunci yang saya sebut didapatkan dari konfirmasi dengan yang bersangkutan.

5. Saya juga melakukan konfirmasi dengan Suhardiman Kamenag Kota Sungai Penuh, setelah Kamenag melihat Video buya gedang terciduk sedang berduaan dengan janda aduhai, maka Kamenag Suhardiman menyebut bagaimanapun alasannya bahwa secara etika selaku pejabat Kemenag buya Natardi sudah salah karena duduk berduaan dengan wanita bukan muhrimnya, apalagi urusan kantor iya dikantor mengurusnya bukanlah mesti dirumah makan, sebagaimana berita yang dimuat terkait konfirmasi dengan Kamenag.
Begitu pula, pemberitaan yang menyebut nama buya Hendrizal dan buya Muharum pejabat Kamenag Sungai Penuh juga telah dikonfirmasikan sebagaimana pemberitaannya.

6. Ketika saya menggelar konfirmasi dengan Rosmiati Via HP sebagaimana disebut pada bagian akhir point 2, didapatkan beberapa keterangan yang menarik untuk dijadikan tema pemberitaan ketika saya menanyakan:

Baca Juga :  Apa Resepnya Maya Nofefri Semakin Mantap Selaku Kadis PUPR Kerinci?

– Apakah sebelumnya ibuk kenal dengan buya Natardi?, Jawabnya sudah lama kenal. Sementara, buya Natardi menyebut sebelumnya tak pernah kenal dengan yang bersangkutan. Ada apa?, meski saya tak bermaksud menyebut jawabannya mungkin ada apanya dong.

– Ketika saya menanyakan, kenapa ibuk mengambil HP buya Natardi terletak diatas meja disamping beliau makan? Jawabnya, saya mau melihat jumlah pertemanannya yang sudah melebihi 5.000 teman. Okey, kalau begitu kenapa yang ibuk ucap sini aku ngajar kayo read-buya nyimpan ketika mengambil hp tersebut? Jawabnya, ntahlah aku lah lupo read-lupa.

-Menariknya lagi, ketika konfirmasi tersebut Rosmiati menyebut mau mengklarifikasi beritanya tapi bisa dikirimnya setelah jam 21.00 Wib. Selanjutnya saya bertanya lagi, kenapa harus menunggu lewat jam 21.00 Wib? Jawabnya, karena harus menunggu buya Natardi pulang dari ta’ziah lantaran konsepnya harus beliau yang membuatnya.
Meski, setelah itu saya hanya bergurau menyebut akrab nian ibuk dengan buya Natardi. Tapi sesungguhnya didalam hati saya semakin menggebu untuk memberitakannya karena alasan dari mana dan ada apa pula hingga ibuk Rosmiati tahu skedulnya buya Natardi, setidaknya komunikasi mereka berjalan lancar Via HP, meski buya Natardi menyebut tak kenal dengan Rosmiati, tapi disaat hebohnya pemberitaan mereka tetap membuat komunikasi diantaranya berlangsung.

7. Lantaran, dasar pertimbangan point 1 sampai 6, maka Deteksi Pos Indonesia sampai menayangkan berita secara beruntun sebagaimana telah diterbitkan.

Kendati, nada kalimat disetiap pemberitaannya Deteksi Pos Indonesia terkesan menggunakan ala presnya Polisi terhadap perilaku kriminal yang berbohong, namun pemberitaannya tetap menganut praduga tak bersalah sebagaimana anggapan yang bersangkutan terkesan mesum, semua itu Deteksi Pos Indinesia lakukan karena:

– Terkesan adanya kebohongan dan kecurigaan terhadap jawaban dan keterangan heroik yang diberikannya.
-Lagi pula, sebagai lembaga keagamaan yang rawan selingkuh di Kincai mesti dengan cara vullgar dan kasar begitu menyadarkannya, karena didalam agama dan bagi orang tahu agama dikenal prinsip menyebut bahwa ada kalanya membenahi dan merubah suatu kejahatan dengan cara jahat pula.

Demikianlah penjelasan dari saya Yani Akaw selaku Pemred Deteksi Pos Indonesia dengan sumpah bisa dipertanggung jawabkan dunia maupun akirat karena begitulah adanya.

Wassalam dan salam Pers, hormat dari saya: Pemred Deteksi Pos Indonesia
Yani Akaw.

Share :

Baca Juga

Uncategorized

Ajak Masyarakat Berfikir Konstruktif, “Dalam Pemberantasan Korupsi KPK Tak Pandang Bulu”.

Uncategorized

Tim Pasak Tunggu Janji Aktivis: “Karangkengkan Unsur Pimpinan Dewan Kerinci Dalam Kandang Situmbin”.

Uncategorized

Sumber DPI Meminta Maaf, Ustad Disebut Terpergok Dengan Isteri Orang Beri Klarifikasi.

Uncategorized

“PP HIMMAH Datangi BPKP Minta Hasil Hitung Ulang Kerugian Bansos Jabodetabek 2020”.

Uncategorized

Lagi, SPBU PR Berulah. “Upeti Telah Diterima Sementara Jatah BBM Bersubsidinya Belum Dibagikan”.

Uncategorized

AKBP Sharly Sollu S.I.K, M.H Polisi Berprestasi, Terima Penghargaan Dari Pemkot Tangerang Selatan.

Uncategorized

Tragedi Menimpa Jurnalis Beo, “Menyisa Tanya Mesti Ditindak Lanjuti Pihak Berwajib & Pers, LSM Serta Dinas Terkait”.

Uncategorized

Wako Alfin Hadiri Rakor Pembentukan Koperasi Desa & Kelurahan Merah Putih.