Deteksi Pos Indonesia, Ketatnya kebijakan yang dibuat oleh Jaidqrah fiddin selaku Kepala MTS 5 Kerinci terhadap peserta didiknya tak setakah mendapat acungan jempol dari banyak kalangan terutama peduli Pendidikan di Kerinci, tapi tak sedikit pula orang tua murid mengeluh dengan nauzubillah kesalnya karena tiap waktu ada ada saja alasan dari pihak sekolah untuk bisa menggerus angko angko diisi kantongnya lantaran harus membayar ragam bentuk biaya yang dibebankan kepada peserta didik.
Demikian dikatakan oleh sebut saja namanya Salimbat salah seorang aktivis kopi setengah air penuh dari negeri upuknya Koto Tebat dikenal lambat tidur dan cepat bangkit karena tiap waktu disibukkan oleh rutinitas bagaimana memikir dan memajukan Alam Kincai.
Berdasarkan data yang berhasil disiasat dan dijerami, kata Salimbat diduga dari hari keharinya pihak sekolah MTS 5 Kerinci semakin aduhainya ketika menerima setoran denda yang dibayar oleh peserta didik dengan angko mengalir tak ubahnya seperti bagaimana derasnya air muara dua.
“Bagi peserta didik terlambat datang kesekolah, alfa sampai urusan tidak membuat PR, semuanya harus dibayar tunai dendanya didepan juru sita yang ditunjuk oleh pihak sekolah dengan ketegasan lebih keras pula dari keharusan mempelai membayar mahar yang ada toleransinya bisa cukup dengan Alquran dan seperangkat alat sholat didepan juru nikah “, kata Salimbat.
Dengan adanya ketentuan denda diberlakukan di MTS 5 Kerinci, jelasnya tak sekedar membuat peserta didik menjadi resah dan gelisah disudut sekolah karena tak dibolehkan masuk belajar bila tak membayar denda terhadap aturan dilanggarnya, tapi juga tak sedikit orang tua murid dikategori tak mampu terpaksa bacikarau kesana sini terkait keluh kesah dialami oleh puteranya. “Yang jelas hampir semua orang tua murid MTS 5 Kerinci mengeluh terhadap kebijakan denda yang diberlakukan oleh pihak sekolah”, ketusnya.
Sementara itu, katanya beberapa kalangan berusaha mendatangi pihak sekolah guna mendapat kejelasan sekaligus solusinya ternyata disambut dengan mencak mencak oleh Satpam sekolah tak ubahnya seperti bagaimana terperanjatnya pertapaan dukun Penawar saat bersua dengan imau buluh penunggu bukit Kemantan Hilir.
“Tidak koperatifnya pihak sekolah, semakin membuat tanya besar hai hai siapa dia Kepseknya dan ada apanya dong terjadi di MTS 5 Kerinci, hendaknya segera ditelusuri oleh instansi terkait seperti Kemenag dan Dinas Pendidikan Kerinci”, pungkas Salimbat sembari merapikan rambutnya terlihat tak terurus karena mungkin terlena waktu memikir dan mengurus negeri.@Yd,Yid,Yi dan Riles.